Trump Tunda Pemblokiran TikTok di AS, Siapa Investor yang Bakal Beli?

JAKARTA, GENVOICE.ID - Drama soal masa depan TikTok di Amerika Serikat makin panas. Setelah sebelumnya platform video pendek ini sempat 'menghilang' selama sehari pada Januari lalu, kini nasib TikTok kembali digantung.

Presiden Donald Trump memperpanjang tenggat waktu penjualan aplikasi asal Tiongkok tersebut hingga 5 Juni mendatang, memberi ruang bagi para investor untuk menawar, seperti dilansir dari BBC.

Trump Tunda Pemblokiran TikTok di AS, Siapa Investor yang Bakal Beli?
- (Dok. ABC News).

Keputusan ini muncul setelah Kongres AS mengesahkan undang-undang bipartisan yang mewajibkan ByteDance, perusahaan induk TikTok yang berbasis di Beijing, untuk melepas kepemilikan mereka atas aplikasi tersebut.

Pemerintah AS menuding TikTok membahayakan keamanan nasional karena khawatir data pengguna bisa diakses pemerintah Tiongkok-tuduhan yang dibantah keras oleh Beijing.

Sederet nama besar pun meramaikan persaingan untuk 'menggondol' TikTok. Menurut laporan CBS, Amazon secara mengejutkan memasukkan tawaran menit terakhir untuk mengakuisisi TikTok, meski perusahaan teknologi raksasa itu menolak memberikan komentar.

Nama-nama lain yang tak kalah menarik juga ikut meramaikan bursa. Pendiri Oracle, Larry Ellison, disebut-sebut jadi kandidat favorit Trump. Elon Musk juga sempat disebut, namun CEO Tesla dan SpaceX itu dengan tegas menyatakan dirinya no thanks.

Investor ternama seperti Frank McCourt dan Kevin O'Leary dari acara TV Shark Tank, ikut menggagas pembelian bersama. Bahkan Alexis Ohanian, salah satu pendiri Reddit, mengonfirmasi bahwa dirinya juga bergabung dalam kelompok McCourt.

Satu yang paling mencuri perhatian? MrBeast. Yup, YouTuber paling populer di dunia, Jimmy Donaldson, menyatakan minatnya membeli TikTok bersama sekelompok investor. Bukan cuma dia, pendiri OnlyFans, Tim Stokely, juga ikut berlaga lewat perusahaannya yang baru dihidupkan kembali, Zoop.

Nama-nama besar lain seperti Microsoft, Blackstone, Andreessen Horowitz, hingga startup AI Perplexity turut disebut-sebut masuk dalam daftar peminat.

Salah satu opsi yang dikabarkan tengah dipertimbangkan Gedung Putih adalah membiarkan ByteDance tetap memiliki algoritma TikTok, namun menyewakannya kepada entitas baru yang akan mengelola operasional di AS. Jalan tengah yang tampaknya dirancang agar semua pihak bisa 'selamat muka'.

Namun, jika sampai 5 April tak ada kesepakatan, maka TikTok lagi-lagi terancam lenyap dari App Store dan Play Store. Trump memang telah menandatangani perintah eksekutif yang menunda pelarangan selama 75 hari, tapi secara hukum larangan dari Kongres tetap berlaku dan telah disahkan oleh Mahkamah Agung.

Menariknya, Trump bisa saja membiarkan undang-undang itu tetap berjalan namun menginstruksikan Departemen Kehakiman untuk tidak menegakkannya. Hal inilah yang membuat TikTok sempat kembali hadir di App Store dan Play Store pada Februari lalu, setelah Apple dan Google diberi sinyal bahwa mereka takkan terkena sanksi.

Dengan lebih dari 170 juta pengguna aktif di AS dan rata-rata durasi penggunaan 51 menit per hari, TikTok jelas jadi 'lahan emas'. Para pesaing seperti Instagram Reels, YouTube Shorts, bahkan Twitch milik Amazon diprediksi bakal panen jika TikTok benar-benar diblokir.

Drama TikTok belum usai-dan seperti reality show, publik tampaknya masih akan terus disuguhi kejutan. Siapa yang akhirnya akan 'memenangkan' TikTok? Tunggu update selanjutnya, Gen!

N
Nayla Shabrina
Penulis
  • Tag:
  • teknologi
  • Presiden Trump
  • TikTok
  • Amerika Serikat (AS)
  • Sosial Media

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE