Indonesia Siap Jadi Juru Damai Kelompok Berkonflik di Myanmar   

JAKARTA- Dianggap punya pengalaman dan kapasitias sebagai penengah, Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim meminta bantuan Presiden RI, Prabowo Subianto mengerahkan intelijen dan militer Indonesia menjembatani kelompok-kelompok yang berkonflik di Myanmar agar bertemu dan berdialog.

Atas permintaan Anwar Ibrahim tersebut, Presiden Prabowo memanggil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) M. Herindra yang juga hadir di Istana Merdeka menerima kunjungan PM Malaysia tersebut, Jumat (27/6).

Indonesia Siap Jadi Juru Damai Kelompok Berkonflik di Myanmar   
- (Dok. istimewa).

Presiden tampak bicara dengan Herindra dan tak lama pembicaraan itu menjadi tiga arah antara Presiden Prabowo, PM Anwar, dan Kepala BIN. Usai menerima instruksi dari Presiden Prabowo dan mendengar pembicaraan PM Anwar, Herindra menyatakan kesiapannya.

Direktur Eksekutif Indef, Esther Sri Astuti yang diminta pendapatnya mengatakan Konflik Myanmar terjadi karena negara tersebut menghalangi proyek ambisius Tiongkok.

Menurut Esther, Indonesia lebih tepatnya mengambil posisi sebagai mediator dengan menjembatani dialog antarpihak yang bertikai.

Perang saudara di Myanmar merupakan salah satu isu yang dibahas dalam pertemuan empat mata antara Presiden Prabowo dan PM Anwar dalam rangkaian kunjungan kerja PM Anwar di Istana Merdeka, Jakarta. Isu tersebut menjadi salah satu perhatian ASEAN, yang sejak 1 Januari 2025 dipimpin oleh Malaysia.

"Saya meminta bantuan Bapak Presiden untuk menggunakan segala kapasitas militer maupun intelijen, bukan dalam bentuk serangan, tetapi untuk berdialog dan menjembatani kesepahaman di antara kelompok-kelompok di Myanmar," kata Anwar usai bertemu Prabowo.

Ia menilai Indonesia memiliki pengalaman dan sejarah panjang yang dapat membantu meredakan konflik dan mengurangi ketegangan perang saudara di Myanmar. "Saya mengucapkan terima kasih atas keterlibatan Indonesia yang mendukung upaya penyelesaian damai," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, ia mengungkap keprihatinan Indonesia dan Malaysia terhadap konflik di perbatasan Thailand dan Kamboja. "Kita merasa perlu mendekati dua negara agar ketegangan dapat diredakan," katanya.

Ia pun meyakini Indonesia dan Malaysia saling mendukung terutama dalam menghadapi berbagai persoalan di kawasan. Indonesia, menurut dia, juga konsisten mendukung Malaysia saat negaranya itu pada tahun ini memimpin ASEAN.

"Saat Indonesia memimpin ASEAN, Malaysia memberikan dukungan penuh dan kini, ketika Malaysia memegang giliran kepemimpinan, Indonesia melalui Presiden, Menteri Luar Negeri, dan para menteri lainnya memberikan kerja sama yang luar biasa. Ini memungkinkan kita menyelenggarakan pertemuan ASEAN bersama mitra seperti GCC dan Tiongkok dengan sukses," kata PM Anwar.

D
Diapari Sibatangkayu
Penulis
  • Tag:
  • juru damai
  • konflik kawasan
  • mengurangi ketegangan

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE