Iran Tuding Bos IAEA Pengkhianat dan Tuduh AS-Israel Bombardir Nuklir Diatur Secara Politik!

JAKARTA, GENVOICE.ID - Ketegangan geopolitik semakin memanas setelah Iran secara terbuka menuduh Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, mengkhianati tugasnya dalam isu nuklir Iran.

Dilansir dari Antara, tuduhan ini muncul setelah Grossi mendesak untuk mengunjungi fasilitas nuklir Iran yang baru saja dibombardir oleh Amerika Serikat.

Iran Tuding Bos IAEA Pengkhianat dan Tuduh AS-Israel Bombardir Nuklir Diatur Secara Politik!
- (Dok. Antara).

"IAEA dan Direktur Jenderalnya bertanggung jawab penuh atas keadaan menyedihkan ini," tegas Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam pernyataan resmi di platform X pada Jumat (27/6). Ia menuduh Grossi memiliki "niat jahat" dalam mendesak kunjungan tersebut dan menyebut bahwa Iran berhak mengambil langkah tegas untuk melindungi kedaulatan dan kepentingan nasionalnya.

Kemarahan Iran dipicu oleh rangkaian serangan udara yang dimulai pada 13 Juni, ketika Israel melancarkan serangan ke fasilitas militer, nuklir, dan sipil Iran, menewaskan 606 orang dan melukai lebih dari 5.300 lainnya. Ketegangan meningkat drastis setelah Amerika Serikat turut menyerang tiga situs nuklir utama Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan pada 22 Juni.

Sebagai balasan, Iran melancarkan serangan rudal dan drone ke wilayah Israel, menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai lebih dari 3.400, berdasarkan data Universitas Ibrani Yerusalem.

Di tengah kekacauan ini, Dewan Gubernur IAEA-beranggotakan 35 negara-mengadopsi resolusi pada 12 Juni yang menyatakan Iran telah melanggar kewajiban nonproliferasi nuklirnya, untuk pertama kalinya dalam hampir 20 tahun.

Sebagai reaksi keras, Parlemen Iran mengesahkan RUU pada 25 Juni untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA, hingga keselamatan situs nuklirnya dapat dijamin.

"Ini adalah hasil langsung dari tindakan Rafael Grossi yang mengecewakan, yang malah membantu legitimasi serangan ilegal terhadap fasilitas kami," kata Araghchi. Ia menuduh Grossi telah "memfasilitasi serangan Israel dan AS melalui resolusi bermotif politik", serta menyebutnya sebagai bentuk pengkhianatan mencengangkan terhadap mandat internasionalnya.

Konflik yang berlangsung selama 12 hari ini akhirnya dihentikan lewat gencatan senjata yang ditengahi oleh Amerika Serikat, dan mulai berlaku pada 24 Juni.

M
M Ihsan
Penulis
  • Tag:
  • perang
  • konflik iran-israel

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE