Fitra Eri Bongkar Isu Panas! Dugaan Pertamax Oplosan dan Kegelisahan Konsumen

JAKARTA, GENVOICE.ID - Isu dugaan oplosan Pertamax kembali menjadi perhatian publik setelah munculnya kasus dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018-2023. Kasus ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat, terutama bagi para pengguna bahan bakar Pertamax yang mempertanyakan kualitas produk yang mereka gunakan sehari-hari.

Dalam kondisi penuh ketidakpastian ini, Fitra Eri, seorang jurnalis otomotif dan pengamat industri otomotif yang dikenal luas di media sosial, turut memberikan tanggapannya. Melalui sebuah acara televisi, ia menyatakan bahwa dirinya tidak berani memberikan pernyataan yang pasti mengenai kebenaran isu oplosan tersebut karena sebagai masyarakat biasa dan konsumen, ia tidak memiliki akses terhadap data yang lebih mendalam.

Fitra Eri Bongkar Isu Panas! Dugaan Pertamax Oplosan dan Kegelisahan Konsumen
- (Dok. Instagram/Fitra.Eri).

Fitra Eri menyoroti perbedaan informasi yang beredar di publik. Di satu sisi, Kejaksaan Agung (Kejagung) mengindikasikan adanya praktik oplosan dalam distribusi Pertamax. Namun, di sisi lain, muncul pendapat berbeda dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang membantah adanya dugaan tersebut. Ketidakjelasan ini semakin memperkeruh situasi dan membuat konsumen bingung mengenai mana informasi yang dapat dipercaya.

"Kalau pun Pertamina mau mengembalikan kepercayaan, menurut saya yang dilakukan adalah komunikasi publik yang tepat, tidak harus melalui influencer," ungkap Fitra Eri dalam program Indonesia Business Forum, Kamis (27/2).

Menurutnya, transparansi dan komunikasi yang jelas dari Pertamina sangatlah penting untuk meredam keresahan publik. Klarifikasi yang tepat dan berdasarkan fakta harus diberikan secara langsung oleh pihak terkait agar masyarakat dapat memahami situasi dengan lebih baik.

Ia juga menegaskan bahwa upaya pemulihan kepercayaan tidak seharusnya bergantung pada peran influencer semata, melainkan harus dilakukan melalui komunikasi terbuka yang melibatkan berbagai pihak yang kredibel.

Kekhawatiran mengenai kualitas bahan bakar tidak hanya menyangkut isu finansial, tetapi juga aspek keselamatan dan performa kendaraan. Konsumen berhak mendapatkan jaminan bahwa bahan bakar yang mereka gunakan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu, Fitra Eri menekankan bahwa Pertamina sebagai perusahaan penyedia bahan bakar harus lebih proaktif dalam memberikan informasi yang akurat dan bertanggung jawab kepada publik.

Kasus ini juga menyoroti perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap distribusi bahan bakar di Indonesia. Jika dugaan oplosan benar terjadi, maka ini bisa menjadi ancaman serius bagi industri otomotif dan kepercayaan konsumen terhadap produk-produk energi dalam negeri.

Oleh sebab itu, Fitra Eri berharap agar pemerintah dan pihak terkait dapat segera memberikan kepastian mengenai kebenaran isu ini agar masyarakat tidak terus berada dalam ketidakjelasan.

R
Reza Aditya
Penulis
  • Tag:
  • Pertamax
  • Oplos BBM
  • Fitra Eri

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE