Kurang atau Kebanyakan Tidur Ternyata Bisa Picu Serangan Jantung! Berikut Durasi Tidur yang Disarankan

JAKARTA, GENVOICE.ID - Tidur terlalu sedikit atau terlalu lama ternyata bisa meningkatkan risiko serangan jantung, bahkan bagi orang yang sehat. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang memiliki faktor genetik penyakit jantung, menurut sejumlah penelitian terbaru.

Dilansir dari Healthline, menurut studi tahun 2019, tidur antara 6 hingga 9 jam per malam dapat secara signifikan mengurangi risiko serangan jantung, bahkan pada mereka yang memiliki predisposisi genetik terhadap penyakit jantung.

"Tidur harus jadi prioritas penting dalam gaya hidup sehat," kata Céline Vetter, peneliti dari University of Colorado Boulder.

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa tidur kurang dari 6 jam per malam bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, sementara tidur lebih dari 8 jam juga bisa menimbulkan risiko, terutama jika kualitas tidurnya buruk. Durasi dan kualitas tidur terbukti memainkan peran penting dalam kesehatan jantung.

Ahli jantung Dr. Meir Kryger menjelaskan, kurang tidur bisa menyebabkan peradangan, stres, gangguan metabolisme, dan penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh, yang semuanya dapat memperburuk risiko serangan jantung, terutama pada individu yang rentan secara genetik.

Namun tak semua orang mudah mendapatkan tidur nyenyak. Gangguan seperti insomnia, kecemasan, atau usia lanjut bisa jadi hambatan. Dr. Guy Mintz menyamakan jantung dengan mesin mobil.

"Ia bekerja 24/7 dan butuh waktu istirahat agar tak rusak."

Solusinya dari peristiwa tersebut adalah konsultasi dengan ahli tidur, coba terapi perilaku kognitif, dan perhatikan pola hidup seperti waktu olahraga, konsumsi kafein, dan alkohol. Menulis jurnal tidur juga bisa membantu mengenali penyebab gangguan tidur.