Allison Russell Bikin LA Menangis dan Berdansa! Konser Balas Dendam Emosional Setelah Broadway & Tur Dunia!
JAKARTA, GENVOICE.ID - Allison Russell akhirnya kembali ke Los Angeles, menunaikan janji konser yang tertunda sejak musim gugur lalu, dan ia membawa ledakan emosi, semangat perlawanan, dan jiwa teater Broadway bersamanya.
Dilansir dari Variety, dalam konser memukau di Belasco Theater, Selasa malam, Russell mengaku hanya satu hal yang bisa membuatnya menunda tur, yakni debutnya di Broadway sebagai Persephone di "Hadestown"!
Kini ia kembali tampil sebagai dirinya sendiri, mendobrak panggung dengan lagu-lagu dari album "The Returner" yang penuh kekuatan spiritual dan ketahanan jiwa. Dari awal hingga akhir, konsernya lebih dari sekadar pertunjukan, ini semacam ritual penyembuhan kolektif, di mana para penonton tertawa, menangis, dan melawan luka bersama.
"Stay Right Here" jadi pembuka eksplosif, penuh energi rock dan semangat perlawanan. Dengan teriakan "Fight fascism!" dan solo klarinet yang menggila, Russell seperti mengusir setan masa lalu sambil merayakan hidup baru. Di ujung lain setlist, lagu "Demons" membawa nuansa funk dan humor gelap, ia membuktikan bahwa tawa adalah senjata ampuh melawan trauma dan keraguan diri.
Dalam bagian akustik yang lebih lembut, Russell mengungkapkan kisah masa lalunya: tumbuh dalam keluarga penuh kekerasan dan menemukan cinta pertama, seorang gadis bernama Persephone di Montreal, yang menginspirasinya untuk bertahan hidup. Lagu Persephone, walau tak terkait langsung dengan perannya di Broadway, menjadi jembatan emosional antara kisah pribadi dan peran panggungnya.
Russell juga tampil vokal secara politis. Dalam lagu "Superlover" versi terbaru, ia menyebut tragedi di Palestina, Israel, dan Tennessee, menyerukan solidaritas universal sebagai "ibu bagi semua anak." Dan tentu saja, konser ini tidak lengkap tanpa lagu pamungkas "Where in the World Are the Joyful Motherfuckers?", yang dengan penuh canda dan kejujuran, mengajak semua penonton merayakan keberanian untuk tetap bahagia di dunia yang penuh luka.
Ditutup dengan "We Raise Our Cups" dari Hadestown, Allison Russell membuktikan bahwa musik bisa menyembuhkan, menyatukan, dan membakar semangat perlawanan,dan ia, di usia 40-an, sedang berada di puncak kariernya sebagai kekuatan perubahan lewat lagu.
0 Comments





- Heboh Video Menteri Bahlil Digelandang Polisi, Faktanya Mengejutkan! Ini Penelusurannya
- Heboh! Kabar Kematian Rowan Atkinson alias Mr. Bean Viral di TikTok, Ternyata Begini Fakta Sebenarnya
- Perusahaan Ini Raih Investasi 12,8 Juta Dolar AS untuk Kembangkan Industri Manajemen Konten Kreator
- T-Mobile dan SpaceX Luncurkan Uji Coba Besar-Besaran Layanan Satelit ke Ponsel
- Sirkuit Mandalika Siap Gelar GT World Challenge Asia 2025, Perbaikan Lintasan Telah Rampung
- Bali United Basketball Siap Tuntaskan Dendam di Empat Laga Kandang April
- Menteri HAM Pasang Badan untuk Dedi Mulyadi: 'Kiriman Siswa Nakal ke Barak Militer Bukan Pelanggaran HAM!'
- Dunia Musik Kembali Ditimpa Momen Haru, Legenda Musik yang Mengukir Sejarah Roberta Flack Meninggal Dunia di Usia 88 Tah...
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!