Menentang Konflik di Gaza, Kehlani Dibatalkan Tampil di Acara Universitas Cornell
JAKARTA, GENVOICE.ID - Universitas Cornell membatalkan penampilan penyanyi Kehlani dalam acara tahunan Slope Day karena pandangannya yang menentang perang Israel di Gaza. Keputusan ini memicu sorotan terhadap batasan kebebasan berekspresi di lingkungan kampus, terutama dalam konteks solidaritas terhadap Palestina.
Kehlani awalnya dijadwalkan menjadi penampil utama dalam konser musim semi tersebut. Namun Presiden Universitas Cornell, Michael I. Kotlikoff, mencabut undangan tersebut setelah muncul keberatan dari sebagian komunitas kampus yang menilai Kehlani telah menyuarakan sentimen anti-Israel dan antisemit melalui penampilannya, video, dan media sosial.
"Dalam beberapa hari sejak Kehlani diumumkan, saya menerima kekhawatiran serius dari komunitas kami. Banyak yang merasa marah, tersakiti, dan bingung bahwa Slope Day akan menampilkan sosok yang menyuarakan pandangan tersebut," tulis Kotlikoff dalam email kepada mahasiswa.
Kehlani dikenal sebagai salah satu musisi yang secara terbuka menolak agresi militer Israel di Gaza dan kerap menunjukkan dukungan terhadap rakyat Palestina. Setelah serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan 1.200 warga Israel, konflik meningkat dan mengakibatkan operasi militer besar-besaran di Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 51.000 warga Palestina telah tewas hingga saat ini.
Keputusan pencabutan ini juga terjadi di tengah tindakan keras pemerintahan Presiden Donald J. Trump terhadap kebebasan berpendapat di universitas-universitas AS, khususnya yang menyuarakan kritik terhadap Israel. Cornell menjadi salah satu universitas yang terkena imbas setelah pemerintah federal membekukan dana lebih dari 1 miliar dolar AS menyusul penyelidikan atas dugaan antisemitisme di kampus.
Penolakan terhadap Kehlani dipelopori oleh kelompok Cornellians for Israel, yang meluncurkan petisi usai pengumuman resminya. Mereka menyoroti unggahan media sosial sang musisi dan video musik "Next 2 U", yang menampilkan pesan "Long Live the Intifada." Istilah "intifada" dalam konteks ini digunakan oleh aktivis pro-Palestina untuk mengekspresikan perlawanan terhadap penjajahan, namun juga memiliki konotasi historis terhadap periode pemberontakan bersenjata.
Pihak Kehlani belum memberikan pernyataan resmi atas pembatalan ini.
0 Comments





- Metallica Umumkan Tur UK & Eropa 2026, London Dapat Jatah Dua Malam
- WhatsApp Akan Memungkinkan Pengguna Menghubungkan Akun Media Sosial ke Profil Mereka
- Film Adaptasi Game "Elden Ring" Siap Digarap, Alex Garland Jadi Sutradara dan Penulis Naskah
- Skor Berakhir 5-1, Timnas Garuda Harus Menelan Kekalahan dari Australia di Kualifikasi Piala Dunia
- Pengusaha Teknologi Bryan Johnson Desak India untuk Mengatasi Polusi Udara
- Lorde Tuai Kecaman Gara-Gara Komentar Soal Video Syur Pamela Anderson dan Tommy Lee
- Band Smashing Pumpkins Bakal Hentak Jakarta dalam Tur "Rock Invasion 2025"
- Hamas Umumkan Pembebasan Warga Amerika Terakhir di Gaza, Sandera Berhasil Pulang ke Rumah
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!