Oliver Hermanus Kembali ke Cannes dengan Drama Romantis Queer 'The History of Sound', Siap Ubah Narasi di Layar Lebar
JAKARTA, GENVOICE.ID - Setelah hampir dua dekade, sutradara ternama Oliver Hermanus ("Beauty," "Living") kembali hadir di Festival Film Cannes 2025 dengan film terbarunya, The History of Sound, sebuah drama romantis berlatar Perang Dunia I yang dibintangi Paul Mescal dan Josh O'Connor.
Dilansir dari Variety, film ini sudah menarik perhatian sejak diumumkan pada awal 2020, ketika keduanya masih dikenal sebagai bintang muda lewat serial Normal People dan The Crown.
Adaptasi dari kumpulan cerita pendek karya Ben Shattuck ini mengikuti perjalanan Lionel (Mescal), penyanyi berbakat dari Kentucky yang bertemu dengan David (O'Connor) di Boston Music Conservatory tahun 1920. Ketertarikan keduanya berkembang menjadi hubungan yang dalam namun sementara, yang dikenang Lionel sepanjang hidupnya yang penuh prestasi.
Dalam wawancara bersama Variety di Cannes, Hermanus mengungkapkan perjuangannya membawa film ini ke layar lebar. Ia sempat mengalami kesulitan pendanaan di masa awal pandemi, bahkan sempat ditolak karena Mescal dan O'Connor kala itu dianggap "sekadar bintang TV." Namun berkat lonjakan karier mereka, Mescal membintangi Gladiator 2 dan O'Connor sukses lewat Challengers, proyek ini akhirnya terealisasi sebelum usia mereka dianggap terlalu tua untuk peran tersebut.
Film ini, menurut Hermanus, mengangkat tema nostalgia, kerinduan, dan bagaimana suara menyimpan kenangan emosional, sebuah konsep yang hanya mungkin terjadi setelah era rekaman suara. Ia sengaja menghindari adegan seks sebagai titik balik hubungan antar tokoh, dan lebih menyorot momen keintiman yang tenang dan bermakna.
"Saya suka bagaimana karakter Josh mengumpulkan bulu-bulu yang jatuh dari bantal Paul dan memasukkannya kembali. Itu romantis," ujarnya.
Menanggapi perkembangan representasi queer dalam film, Hermanus menyampaikan keinginannya untuk menyuguhkan pengalaman yang lebih bervariasi dan tidak melulu berakhir tragis. Ia menyinggung bagaimana banyak biopik queer menampilkan pola yang sama, kesuksesan yang diakhiri kehancuran. Ia pun tengah menggarap proyek biopik Alexander McQueen, desainer ikonik yang dikenal dengan kehidupan pribadi penuh pergolakan. Hermanus berjanji akan menyuguhkan pendekatan yang "bentuk dan genrenya harus mendobrak pakem."
Film ini sekaligus menjadi refleksi tentang warisan budaya Amerika dan pertemuan berbagai identitas yang membentuk sejarah musik, dari akar spiritual, tradisi migran, hingga warisan perbudakan.
Dengan The History of Sound, Hermanus tak hanya merayakan romansa queer di layar lebar, tetapi juga mencoba menggeser batasan representasi melalui gaya penyutradaraan yang puitis, penuh rasa, dan tetap relevan di tengah industri yang haus akan kisah-kisah baru.
0 Comments





- Ghea Indrawari Rilis OST Film 'Dendam Malam Kelam' dengan Nuansa Kelam dan Penuh Dendam
- Google Gemini 2.0 Flash Diduga Bisa Hapus Watermark Gambar, Picu Kontroversi
- Sean Baker Ukir Sejarah di Oscars 2025 dengan "Anora"
- Park Bo-young Gelar Jumpa Penggemar Perdana Sejak 2019 Bertajuk "written BY"
- PSG ke Final Liga Champions, Tapi Sepak Bola Prancis Justru di Ambang Krisis, Mengapa Bisa Begitu?
- Wanita Ini Berhasil Raih Keuntungan dari Bisnisnya Setelah Menyewa Pelatih TikTok
- Berjalan Kaki: Pilihan Cerdas untuk Kebugaran Jangka Panjang
- Resmi! Luka Modric Tinggalkan Real Madrid Setelah 13 Tahun
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!