Dari Spanyol Sampai Norwegia, Ini Tradisi Jumat Agung di Negara-Negara Eropa

JAKARTA, GENVOICE.ID - Jumat Agung merupakan hari penting dalam kalender liturgi umat Kristiani yang diperingati untuk mengenang wafatnya Yesus Kristus di kayu salib. Di berbagai negara Eropa, hari ini tidak hanya diperingati secara religius, tetapi juga menjadi bagian dari tradisi dan budaya masyarakat setempat. Meski memiliki makna yang sama, cara perayaannya berbeda-beda tergantung pada sejarah, denominasi gereja yang dominan, serta identitas sosial masing-masing bangsa.

Di Spanyol, khususnya di wilayah Andalusia, Jumat Agung dirayakan dalam rangkaian Semana Santa atau Pekan Suci. Kota-kota seperti Sevilla dan Málaga menjadi pusat prosesi religius besar-besaran. Patung-patung Yesus dan Maria diarak keliling kota dalam prosesi yang berlangsung hingga malam hari, diiringi tabuhan drum, nyanyian sedih, dan umat yang mengenakan jubah khas. Tradisi ini sudah berlangsung ratusan tahun dan menarik perhatian wisatawan mancanegara setiap tahunnya.

Dari Spanyol Sampai Norwegia, Ini Tradisi Jumat Agung di Negara-Negara Eropa
- (Dok. Global-Geography).

Berbeda dengan semaraknya tradisi di Spanyol, Italia memperingati Jumat Agung dengan lebih khidmat, terutama di Roma. Salah satu momen paling penting adalah prosesi Via Crucis atau Jalan Salib yang dipimpin langsung oleh Paus di sekitar Colosseum. Prosesi ini menggambarkan perjalanan Yesus menuju penyaliban, disertai doa dan renungan di setiap perhentiannya. Di kota-kota kecil lainnya di Italia, umat juga mengadakan prosesi malam hari dengan membawa salib dan obor.

Sementara itu, di Jerman, Jumat Agung dikenal sebagai Karfreitag dan diperingati dengan suasana yang sangat tenang. Pemerintah di beberapa negara bagian bahkan melarang pertunjukan musik dan kegiatan hiburan di hari ini. Umat Kristiani menghadiri ibadah dengan suasana hening dan kontemplatif, sementara gereja-gereja tidak memasang dekorasi meriah sebagai bentuk penghormatan terhadap penderitaan Kristus.

Di Inggris, Jumat Agung tetap menjadi hari libur nasional dan diperingati dengan ibadah di gereja-gereja Anglikan maupun Katolik. Di beberapa kota, tradisi Passion Play atau drama penyaliban Yesus Kristus digelar secara terbuka, seperti di Trafalgar Square, London. Tradisi ini menjadi bagian dari upaya menghidupkan kembali pemahaman publik tentang makna Jumat Agung, sekaligus menarik partisipasi lintas generasi.

Negara-negara Nordik seperti Norwegia dan Finlandia memiliki pendekatan yang lebih tenang dalam memperingati Jumat Agung. Sebagai negara dengan tradisi Lutheran yang kuat, ibadah dilaksanakan dengan sederhana namun penuh penghayatan. Jumat Agung di wilayah ini juga menjadi momen refleksi keluarga, dan sebagian besar kegiatan publik dikurangi demi menjaga suasana khidmat.

Perbedaan tradisi Jumat Agung di Eropa mencerminkan kekayaan budaya dan spiritualitas yang berkembang selama berabad-abad. Dari prosesi megah di Spanyol hingga kesunyian religius di Norwegia, tiap negara merayakan hari suci ini dengan cara yang unik, namun tetap berakar pada semangat yang sama: mengenang pengorbanan Yesus Kristus demi keselamatan umat manusia.

D
Daniel R
Penulis
  • Tag:
  • Jumat Agung 2025
  • Yesus Kristus
  • Umat Kristen

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE