Rahasia Kesuksesan PopUp Bagels, Toko Roti yang Tidak Terkenal Tapi Sukses Dikenal Influencer
PopUp Bagels, sebuah usaha yang ada di New York memiliki cara unik untuk meninggalkan kesan mendalam pada pelanggannya. Dengan menyajikan ribuan lusin bagel segar dan empuk setiap minggu, mereka memastikan setiap interaksi dengan pelanggan terasa hangat dan bermakna.
Dilansir dari Entrepreneur, ungkapan sederhana seperti "Appreciate you" menjadi andalan mereka untuk menunjukkan penghargaan kepada pelanggan, seperti yang dirasakan Amanda R., seorang pengulas di Yelp.
"Itu terdengar begitu tulus. Saya merasa benar-benar dihargai," katanya.
Keaslian semacam ini menjadikan PopUp Bagels viral. Suatu hari, seorang pelanggan menunggu temannya selama satu jam di toko, dan staf memberi bagel gratis sebagai camilan. Pelanggan tersebut ternyata seorang influencer makanan besar yang kemudian memposting pengalaman ini di media sosial. Namun, bagi pendiri toko, Adam Goldberg, kebaikan semacam ini adalah hal yang biasa.
"Kami selalu memperlakukan setiap pelanggan seperti mereka seorang influencer. Setiap bagel yang keluar kemungkinan besar akan difoto dan diunggah ke media sosial," katanya.
Dari papan tanda dengan slogan "Not famous but known" hingga penyajian bagel di atas krim keju dalam cangkir besar, setiap elemen pengalaman pelanggan dirancang untuk menciptakan momen Instagramable. Goldberg awalnya tahu bagelnya menarik untuk difoto, tetapi ia membutuhkan bantuan seorang ahli branding untuk menciptakan estetika yang kini terkenal di media sosial.
Kesuksesan PopUp Bagels tidak hanya soal rasa, tetapi juga strategi bisnis yang cerdas. Goldberg memahami pentingnya bekerja sama dengan para profesional untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya. Dari konsultasi dengan ahli produksi hingga merekrut pakar operasi ritel untuk ekspansi, ia menunjukkan kerendahan hati untuk menyerahkan pekerjaan tertentu kepada yang lebih berpengalaman.
"Mengetahui apa yang saya bisa dan tidak bisa lakukan itu penting," katanya.
Strategi harga juga menjadi kunci. Goldberg memutuskan tiga bagel dan satu porsi schmear seharga 12 dolar AS sebagai nilai yang seimbang bagi pelanggan dan bisnis. Selain itu, ia fokus meminimalkan biaya dengan membatasi menu hanya pada produk-produk dengan permintaan tinggi, sehingga mengurangi pemborosan.
Hasilnya? Bagel dan schmear terjual dengan cepat, bahkan dengan antrean panjang setiap harinya.
"Antreannya panjang, tapi begitu cepat dan efisien," kata Amanda, pelanggan yang kembali untuk merasakan bagel favoritnya.
Namun, yang benar-benar membuat PopUp Bagels istimewa adalah kualitas dari bagelnya itu sendiri.
"Renyah di luar, lembut dan hangat di dalam. Kami duduk di trotoar, mencelupkan potongan bagel ke krim keju, dan rasanya seperti di awan sembilan," kata Amanda.
0 Comments



- Agar Hubungan Pertemanan Anda Lebih Baik, Berikut Tips Menjadi Teman yang Tidak 'Toxic'
- Mitra Keluarga Kelapa Gading Hadirkan SOMATOM Force, Revolusi Diagnostik Kardiovaskular Pertama di Indonesia
- 7 Tempat untuk Menikmati Keindahan Burns Night terbaik di Edinburgh, London
- Orion, Perusahaan Teknologi Ternama Tingkatkan Fokus pada Investasi dengan Perekrutan Arun Anur sebagai COO
- Tren Perjalanan Wisata yang Wajib Dicoba di Tahun 2025
- Boba Bhai Peroleh Dana Seri A, Siap Hadir di Kota-Kota Baru
- Intip Momen Paling Romantis dan Ikonik dari Para Selebriti di Golden Globes 2025
- Dave Portnoy Bela Brianna Chickenfry Pasca Putus dengan Zach Bryan
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!