Dunia Gulat Berduka! Legenda Gulat Sabu Meninggal Dunia di Usia 60 Tahun

JAKARTA, GENVOICE.ID - Kabar duka datang dari dunia gulat profesional. Terry Brunk, sosok yang dikenal luas dengan nama Sabu, meninggal dunia di usia 60 tahun. Nama Sabu mungkin tidak asing bagi para pencinta gulat ekstrem-ia adalah salah satu ikon yang membentuk wajah industri ini sejak era 1980-an.

Sabu lahir di Staten Island, New York, pada tahun 1964. Ia mulai mencuri perhatian lewat penampilannya di berbagai organisasi gulat dunia, mulai dari Jepang, World Championship Wrestling (WCW), hingga Extreme Championship Wrestling (ECW) dan World Wrestling Entertainment (WWE). Sebagai keponakan dari legenda gulat The Sheik, Sabu mewarisi semangat bertarung yang melegenda.

Kiprahnya di ECW menjadi salah satu fase paling bersejarah dalam kariernya. Lewat gaya bertarung penuh risiko, termasuk aksi-aksi brutal dengan kawat berduri dan meja pecah, ia menjelma menjadi simbol keberanian dan dedikasi. "Sabu sudah memberikan segalanya untuk gulat profesional," tulis All Elite Wrestling (AEW) dalam pernyataannya di platform X.

Pada tahun 2006, Sabu resmi bergabung kembali dengan WWE saat merek ECW dihidupkan ulang. Ia terlibat dalam berbagai pertandingan bergengsi, termasuk laga seru melawan Rey Mysterio dan John Cena, masing-masing untuk gelar World Heavyweight dan WWE Championship.

Namun momen paling membanggakan bagi Sabu mungkin terjadi saat ia bersama para veteran ECW seperti The Sandman, Tommy Dreamer, dan Rob Van Dam berhasil mencetak kemenangan di ajang WrestleMania 23, yang digelar di kota kelahirannya, Detroit, di depan lebih dari 80.000 penonton.

Nama Sabu juga melekat pada sejumlah rivalitas legendaris, melawan Rob Van Dam, Mick Foley, The Sandman, dan tentu saja Tazz. Ia dikenal tak pernah setengah-setengah di dalam ring.

Sampai saat ini, penyebab kematiannya belum diumumkan secara resmi. WWE pun menyampaikan belasungkawa mendalam untuk keluarga, sahabat, dan seluruh penggemar yang pernah terinspirasi oleh sosoknya.