LED Face Mask Bisa Bikin Kulit Auto Mulus? Ini Faktanya Menurut Para Ahli!
JAKARTA, GENVOICE.ID - Tren kecantikan terus berevolusi, dan salah satu inovasi terbaru yang ramai diperbincangkan adalah LED face mask. Perangkat ini diklaim mampu mengatasi berbagai permasalahan kulit seperti jerawat, bekas luka, hingga tanda-tanda penuaan hanya dengan menggunakan teknologi cahaya.
Tapi, benarkah masker ini bisa memberikan hasil yang sebanding dengan perawatan di klinik? Atau ini cuma strategi marketing yang sukses bikin kita tergoda?
LED therapy sebenarnya bukan hal baru. Teknologi ini pertama kali dipelajari oleh NASA pada 1990-an untuk membantu regenerasi sel.
Kini, LED telah banyak digunakan dalam dunia medis, termasuk untuk perawatan kulit. Di klinik dermatologi, terapi cahaya ini telah terbukti bisa merangsang produksi kolagen, memperbaiki jaringan kulit, serta mengurangi inflamasi.
Namun, dengan semakin berkembangnya tren skincare di kalangan Gen Z dan Gen Alpha, teknologi ini pun dibawa ke ranah rumahan dalam bentuk LED face mask.
Dari yang dibanderol dengan harga Rp800 ribu hingga puluhan juta rupiah, masker ini mengklaim bisa memberikan manfaat yang sama seperti perawatan di klinik hanya dalam hitungan menit.
Menurut Dr. Jonathan Kentley, seorang dokter spesialis kulit, LED mask bekerja dengan cara menstimulasi sel-sel kulit menggunakan cahaya. Proses ini dikenal sebagai photobiomodulation (PBM) dan disebut mampu meningkatkan produksi kolagen serta elastin, dua komponen penting untuk kulit sehat.
Namun, Dr. Justine Kluk, seorang dermatologis yang fokus pada perawatan jerawat, menegaskan bahwa efektivitas LED mask rumahan masih dipertanyakan.
"Saya tidak yakin ada yang pernah menjalankan uji klinis masker LED di rumah untuk mengetahui apakah dosisnya sama dengan perangkat yang biasa digunakan di klinik atau rumah sakit," ujarnya, seperti dikutip dari BBC pada Sabtu, (8/3).
Salah satu perbedaan utama antara LED mask rumahan dan alat profesional adalah intensitas cahaya serta jumlah LED yang digunakan. LED mask yang digunakan di klinik biasanya memiliki daya yang lebih tinggi, serta cahaya yang lebih dekat dengan kulit, sehingga efeknya lebih maksimal.
Dr. Kentley menjelaskan bahwa secara umum, terapi cahaya aman digunakan, bahkan dalam dosis tinggi. Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk benar-benar memahami seberapa efektif perangkat rumahan dalam jangka panjang.
Bagi yang ingin mencoba, para ahli menyarankan untuk memilih produk dengan sertifikasi keamanan resmi dan memastikan LED mask memiliki kepadatan cahaya yang cukup agar manfaatnya bisa dirasakan.
"Aku nggak mau menyurutkan semangat orang-orang yang tertarik mencoba, tapi aku juga ingin mereka sadar bahwa ini adalah investasi besar untuk sesuatu yang mungkin hanya memberikan hasil tambahan, bukan solusi utama," tutup Dr. Kluk.
Jadi, apakah kamu tertarik mencoba LED face mask? Atau lebih memilih skincare dan treatment yang sudah terbukti efektif?
0 Comments
No popular articles available.
- Reza Rahadian Ikut Demam Lagu ‘Garam dan Madu’, Aksinya Bikin Laura Basuki Salah Tingkah
- Plot Twist! Ternyata Film ‘1 Kakak 7 Ponakan’ Adaptasi dari Sinetron Legendaris Era 90-an
- Kebakaran Hutan di Los Angeles, Tujuh Orang Tewas dan Ribuan Rumah Hangus
- Transjakarta Izinkan Buka Puasa di Busway, Tapi Cuma 10 Menit
- HBO Umumkan Deretan Pemeran Awal Serial Harry Potter, Ini Daftarnya!
- Kim Soo Hyun Dituduh Picu Kematian Kim Sae Ron, Agensi Buka Suara!
- Drama ‘Snow White’ Kacau! Gal Gadot dan Rachel Zegler Dikabarkan Tak Akur Gara-Gara Politik?
- Bocah 2 Tahun Ditemukan Tak Bernyawa Usai Hanyut Terseret Arus Kali Ciliwung
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!