Indonesia Berada pada Peringkat Kedua Tertinggi Kasus Depresi di Dunia, Gegara Krisis Ekonomi?

JAKARTA, GENVOICE.ID - Lagi-lagi Indonesia harus berhadapan sama masalah besar. Bukan cuma dompet yang makin tipis, tapi pikiran juga makin kacau. Di tengah gonjang-ganjing ekonomi global, negeri ini lagi dilanda badai: krisis ekonomi yang ikut nyeret jutaan orang ke jurang depresi.

Buat kamu yang ngerasa makin gampang stres akhir-akhir ini, kamu nggak sendirian. Indonesia sekarang ada di posisi ke-2 dunia dengan kasus depresi tertinggi. Gila, kan? Ini bukan hal sepele. Tekanan ekonomi ternyata punya dampak langsung ke kesehatan mental banyak orang.

Menurut laporan dari The Lancet Psychiatry, sekitar 80% orang yang mengalami depresi datang dari kondisi ekonomi yang sulit. Gaji pas-pasan, utang numpuk, kerja nggak tentu arah, belum lagi harga kebutuhan yang naik terus-itu semua jadi pemicu utama.

Lihat aja data terbaru per Februari 2024: lebih dari setengah angkatan kerja di Indonesia (59,17% atau sekitar 84 juta orang!) masih kerja di sektor informal. Mereka ini nggak punya gaji tetap, nggak ada jaminan kesehatan, apalagi pensiun. Bisa dibayangin dong, betapa berat hidup mereka kalau ekonomi makin nggak stabil?

Dan tekanan finansial ini nggak main-main. Stres karena duit bisa bikin orang nggak bisa tidur, cemas berlebihan, bahkan sampai ngalamin gangguan fisik. Nggak sedikit juga yang akhirnya tumbang karena beban mental yang nggak ketolong.

Realita pahit ini nunjukin satu hal: kita perlu perhatian serius, bukan cuma soal ekonomi, tapi juga kesehatan mental. Karena kalau mental bangsa udah rapuh, gimana bisa bangkit dari krisis?

Jadi, kalau kamu ngerasa down, burnout, atau mulai susah kontrol emosi karena tekanan hidup, jangan anggap remeh. Ngobrol sama orang terdekat, cari bantuan profesional, atau sekadar istirahat dari hiruk-pikuk dunia bisa jadi langkah awal buat bantu diri sendiri.

Karena krisis ini nyata. Dan kita semua butuh tetap waras buat bisa bertahan.