Meski Tersingkir, Pelatih Arsenal Ungkap Bahwa Tim Ini Terbaik di Liga Champions

JAKARTA, GENVOICE.ID - Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, menyatakan dengan yakin bahwa timnya adalah yang terbaik di Liga Champions musim ini, meski harus tersingkir di semifinal setelah kalah agregat 3-1 dari Paris Saint-Germain.

Dilansir dari BBC Sport, Arsenal datang ke Parc des Princes dengan harapan membalikkan kekalahan 1-0 di leg pertama. Tim ini tampil dominan dan menciptakan sejumlah peluang emas. Namun, keperkasaan kiper PSG, Gianluigi Donnarumma, menjadi penghalang besar. Bukayo Saka memang sempat mencetak gol telat, tetapi PSG sudah lebih dulu unggul lewat Fabian Ruiz dan Achraf Hakimi, memastikan kemenangan 2-1 pada laga tersebut.

Meski Tersingkir, Pelatih Arsenal Ungkap Bahwa Tim Ini Terbaik di Liga Champions
- (Dok. Sky Sports).

"Kami sangat dekat, jauh lebih dekat dari yang ditunjukkan oleh hasil akhir. Tapi sayangnya kami tersingkir. Saya sangat bangga dengan para pemain. Saya 100% yakin tidak ada tim yang lebih baik dari kami di kompetisi ini. Tapi kami keluar," kata Arteta usai pertandingan.

Arteta menyoroti bahwa Liga Champions ditentukan oleh kualitas di dalam kotak penalti dalam hal ini, kiper dan penyerang. Ia mengakui Donnarumma sebagai penentu utama hasil dua leg.

"Saya pikir pemain terbaik di dua pertandingan ini adalah kiper mereka. Dia memenangkan pertandingan untuk mereka. Setelah 20 menit pertandingan di London dan di sini, seharusnya hasilnya sangat berbeda," tambahnya.

Data statistik mendukung klaim Arteta, dengan expected goals (xG) Arsenal mencapai 3,14 di leg kedua. Arsenal mengancam melalui Declan Rice, Gabriel Martinelli, Martin Odegaard, hingga Saka, tetapi Donnarumma tampil luar biasa.

Di ruang ganti, suasana penuh emosional. Arteta mengungkap bahwa para pemainnya menangis karena kegagalan ini.

"Saya sangat bangga, tapi di saat yang sama saya sangat kesal, sangat kecewa karena kami tidak bisa melakukannya. Saya melihat betapa mereka menginginkannya," ujarnya.

Namun pelatih PSG, Luis Enrique, tidak sependapat dengan klaim Arteta.

"Mikel adalah teman baik saya, tapi saya sama sekali tidak setuju. Kami mencetak lebih banyak gol di dua leg, dan itulah yang paling penting dalam sepak bola," katanya.

Enrique mengakui PSG sempat kesulitan melawan Arsenal, tetapi merasa timnya layak ke final.

"Kami menderita, tapi kami pantas mendapatkannya."

Kekalahan ini memperpanjang puasa gelar Arsenal menjadi empat musim sejak menjuarai Piala FA di bawah Arteta pada 2020. Mereka juga kembali gagal ke final Liga Champions, yang terakhir mereka capai pada 2006.

Menanggapi potensi kelelahan mental para pemain setelah kegagalan demi kegagalan, Arteta mengatakan, "Dengan rasa takut, Anda tidak bisa bermain di level tertinggi."

Ia mencontohkan Marquinhos dari PSG yang butuh 11 kali mencoba untuk mengejar gelar Liga Champions.

Kini, Arsenal harus kembali bangkit, mengevaluasi strategi terutama soal penajaman lini depan dan bersiap untuk mengejar di musim depan.

M
M Ihsan
Penulis
  • Tag:
  • Sport
  • Arsenal
  • Liga Champion

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE