PlayStation Digugat Ribuan Gamer karena Harga Game Digital Mahal, Ini Dampaknya!
JAKARTA, GENVOICE.ID - Gugatan ini pertama kali muncul di Belanda pada Februari 2025 lalu. Intinya, para gamer merasa PlayStation terlalu mendominasi pasar dan bikin pemain harus beli semua game digital lewat PS Store-tanpa alternatif lain. Jadi, gak ada pilihan buat cari harga lebih murah dari toko pihak ketiga. Semua harus lewat satu pintu: PS Store.
Kalau gugatan ini dimenangkan, Gen, bisa jadi ini akan jadi momen besar yang mengubah cara PlayStation beroperasi. Bahkan bisa merembet ke brand besar lain kayak Nintendo dan Xbox yang menerapkan strategi serupa.
PS Store Dinilai Monopoli, Gamer Merasa Dijebak
Kelompok konsumen di balik gugatan ini adalah Stichting Massaschade & Consument, yang mengklaim bahwa Sony udah terlalu lama memanfaatkan posisi dominan mereka.
"Penelitian ekonomi menunjukkan bahwa Sony telah mengeksploitasi posisi dominannya di pasar konsol setidaknya selama sepuluh tahun, dan menolak akses toko aplikasi potensial lainnya ke PlayStation," tulis pernyataan mereka, dikutip dari The Gamer (27/6).
Artinya? Selama lebih dari satu dekade, gamer di Belanda-dan mungkin negara lain juga-dipaksa beli game dan konten digital langsung dari PS Store dengan harga yang Sony tentukan sendiri. Bahkan, laporan menyebut sekitar 1,7 juta pemilik PlayStation di Belanda sudah bayar terlalu mahal.
PS5 Digital: Pilihan atau Paksaan?
Masalah makin besar karena model PlayStation terbaru, termasuk PS5 Pro, tidak punya disc drive bawaan. Jadi, buat kamu yang punya konsol digital-only, udah gak bisa lagi beli versi fisik dari pihak ketiga. Harus full digital, full PS Store.
Ketua Stichting, Lucia Melcherts, bilang:
"Fakta bahwa Sony berani menaikkan harga hingga puluhan persen tanpa kompensasi apa pun sangat jelas menunjukkan proporsinya."
Lucia juga menyoroti kalau lebih dari 80 persen pemilik konsol di Belanda pakai PlayStation, jadi dominasi Sony memang terlalu kuat sampai bisa bebas menaikkan harga seenaknya. Kata dia, sekarang Sony udah di titik bisa ambil keputusan sepihak tanpa perlu peduli pendapat gamer, developer, atau bahkan kompetitor.
Mirip Kasus Apple vs Epic Games
Buat kamu yang ngikutin dunia teknologi, mungkin ini terdengar familiar. Ya, kasus ini mirip banget dengan pertarungan hukum Epic Games vs Apple, di mana Epic mempermasalahkan Apple yang memonopoli akses aplikasi lewat App Store.
Intinya, perusahaan raksasa teknologi seperti Sony, Apple, dan lainnya dianggap terlalu membatasi ruang gerak pengguna dan developer dengan sistem tertutup. Mereka mengontrol penuh akses dan harga tanpa kompetisi yang sehat.
Bisa Jadi Titik Balik Industri Game Global
Kalau gugatan dari gamer Belanda ini berhasil, efeknya bisa terasa global. Gak cuma PlayStation yang kena imbas, tapi juga Nintendo dan Xbox, yang sistemnya gak jauh beda-mereka juga punya konsol digital-only dan toko eksklusif mereka sendiri.
Ditambah lagi dengan tren naiknya harga konsol, game, dan aksesori, para gamer dunia mulai merasa gerah. Mereka pengin punya lebih banyak pilihan dan gak terus-terusan dipaksa beli di satu tempat dengan harga yang makin mahal.
Sidang Perdana Digelar Akhir Tahun Ini
Proses hukum masih berjalan, dan sidang pertama dijadwalkan berlangsung akhir tahun ini. Walau hasilnya belum bisa diprediksi, satu hal yang pasti: industri game digital sekarang sedang ada di persimpangan besar.
Kalau kamu, Gen, termasuk yang sering belanja game digital lewat PS Store, mungkin saatnya nanya: masih fair gak sih kalau semua akses harus lewat satu pintu?
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!