Raphinha Kritik Padatnya Jadwal Club World Cup: "Pemain Dipaksa Korbankan Liburan"
JAKARTA, GENVOICE.ID - Raphinha, winger timnas Brasil yang kini memperkuat Barcelona, melontarkan kritik tajam terhadap padatnya jadwal sepak bola internasional yang memaksa para pemain mengorbankan waktu istirahat mereka. Ia menyoroti khususnya keikutsertaan pemain dalam turnamen Club World Cup edisi terbaru yang digelar pertengahan tahun ini.
Turnamen tersebut berlangsung dari 14 Juni hingga 13 Juli 2025, hanya beberapa pekan setelah kompetisi liga-liga top Eropa berakhir dan jeda internasional selesai. Menurut Raphinha, para pemain tak diberi kesempatan untuk beristirahat atau bahkan merayakan keberhasilan bersama klub.
"Seandainya saya tidak ikut turnamen ini, saya pasti sedang liburan sekarang," kata Raphinha. Ia mencontohkan dua rekannya sesama pemain Brasil, Marquinhos dan Lucas Beraldo, yang baru saja membawa Paris Saint-Germain juara Liga Champions namun belum sempat merayakan karena langsung dipanggil ke timnas lalu ke Club World Cup.
"Mereka belum sempat berhenti sejenak," ujar Raphinha. "Banyak yang bilang ini hanya alasan, tapi melepas waktu liburan karena kewajiban itu bukan hal sepele. Semua pemain berhak mendapatkan waktu istirahat, minimal satu bulan. Tapi nyatanya, banyak yang tak bisa mendapatkannya."
Liga-liga utama Eropa sendiri akan mulai bergulir lagi pada pertengahan Agustus, sementara sesi pramusim sudah dimulai lebih awal. Hal ini membuat masa rehat para pemain sangat minim.
"Kalau PSG lolos ke final Club World Cup, mereka langsung harus tampil di Piala Super. Tidak ada waktu jeda sama sekali," tegas Raphinha. PSG dijadwalkan menghadapi Tottenham Hotspur dalam ajang tersebut pada 13 Agustus.
Ia juga menyampaikan bahwa para pemain tak pernah dimintai pendapat sebelum jadwal tambahan seperti ini ditetapkan. "Kami tak pernah ditanya apakah ingin bermain di turnamen ini. Seharusnya itu jadi pilihan, bukan paksaan," tambahnya.
Menurut Raphinha, keputusan sepihak semacam ini bisa berdampak buruk, baik secara fisik maupun mental bagi para pemain. "Bermain terus tanpa libur bukan hanya melelahkan, tapi bisa berbahaya. Kami butuh waktu untuk pulih."
Dengan pernyataan ini, Raphinha menjadi salah satu pemain yang secara terbuka menentang ketidakseimbangan antara tuntutan komersial dan kesejahteraan atlet dalam dunia sepak bola modern.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!