Pasar Iklan AS Diprediksi Melambat pada 2025

JAKARTA, GENVOICE.ID - Industri periklanan di Amerika Serikat menghadapi ketidakpastian ekonomi pada 2025 akibat potensi tarif baru, penurunan pariwisata, dan faktor lain yang memperlambat pertumbuhan pasar.

Dilansir dari The Hollywood Reporter, laporan terbaru dari Magna memproyeksikan penurunan sebesar 1 persen dalam pendapatan iklan media tradisional dibanding tahun sebelumnya.

Salah satu sektor yang paling terdampak adalah televisi linear yang diperkirakan turun 5,9 persen, serta TV lokal yang anjlok 3,7 persen. Namun, pertumbuhan signifikan di streaming TV yang naik 14,3 persen masih memberikan sedikit keseimbangan bagi industri. Magna menilai media tradisional lebih rentan dalam situasi ekonomi yang tidak stabil karena pengiklan cenderung mengalihkan anggaran ke platform digital yang lebih efektif dalam memenuhi target jangka pendek.

Secara keseluruhan, pendapatan iklan di semua media diprediksi tumbuh 4,3 persen pada 2025, lebih rendah dari proyeksi awal sebesar 4,9 persen. Sebagian besar pertumbuhan ini berasal dari media sosial dan pencarian digital.

Pada 2024, belanja iklan di AS mencapai rekor $380 miliar, meningkat 12,4 persen dari tahun sebelumnya. Namun, awal 2025 menunjukkan tren negatif dengan gejolak pasar saham, wabah flu burung yang menyebabkan kelangkaan telur, serta risiko perang dagang yang dapat mengganggu rantai pasokan.

Vincent Létang, Wakil Presiden Eksekutif Market Intelligence di Magna, menyatakan bahwa meskipun inovasi akan terus mendorong industri periklanan, kepercayaan pasar memiliki peran penting dalam keputusan investasi.

"Fundamental ekonomi sebagian besar masih sehat, tetapi penurunan kepercayaan yang terjadi saat ini telah melemahkan dinamika pasar iklan," ujarnya.

Magna tetap memperkirakan total belanja iklan akan tumbuh di kisaran menengah, dengan media digital mengalami pertumbuhan tinggi satu digit, sementara sebagian besar media tradisional kemungkinan stagnan sepanjang tahun ini.