Sacha Jenkins, Jurnalis dan Sutradara Legendaris Hip-Hop, Meninggal Dunia di Usia 54 Tahun

JAKARTA, GENVOICE.ID - Dunia jurnalistik dan perfilman kehilangan salah satu tokoh besar. Sacha Jenkins, jurnalis, sutradara, dan pendiri majalah legendaris yang merayakan budaya hip-hop, meninggal dunia pada Jumat pagi di rumahnya akibat komplikasi dari penyakit multiple system atrophy, sebuah gangguan neurologis yang langka. Usianya tercatat 54 tahun.

Dilansir dari The Hollywood Reporter, Jenkins, yang lahir di Philadelphia, memulai kariernya dengan menciptakan salah satu majalah pertama yang mengangkat budaya grafiti, Graphic Scenes & Xplicit Language. Ia kemudian melanjutkan petualangannya di dunia jurnalistik dengan mendirikan Beat Down, sebuah surat kabar yang berfokus pada hip-hop, bersama sahabatnya, Elliott Wilson, seorang jurnalis dan produser televisi. Keduanya juga mendirikan majalah Ego Trip, yang menggabungkan hip-hop dan skateboarding, sebuah terobosan baru dalam dunia publikasi.

Sacha Jenkins, Jurnalis dan Sutradara Legendaris Hip-Hop, Meninggal Dunia di Usia 54 Tahun
- (Dok. The Hollywood Reporter).

Jenkins menulis untuk beberapa publikasi besar, termasuk Spin, Rolling Stone, dan sebelumnya menjabat sebagai editor musik dan penulis di Vibe. Karyanya dalam dunia jurnalistik meninggalkan jejak mendalam dalam perkembangan budaya populer, khususnya dalam dunia hip-hop.

Selain karier jurnalistiknya, Jenkins juga dikenal sebagai sutradara dan produser dokumenter. Ia mengarahkan film Bitchin': The Sound and Fury of Rick James, Fresh Dressed, dan All Up in the Biz, yang mengisahkan tentang kehidupan dan warisan rapper legendaris Biz Markie. Kedua film terakhir, yang juga ia tulis, mendapatkan pengakuan luas, dan dokumenter Wu-Tang Clan: Of Mics and Men yang ia kerjakan bahkan mendapatkan nominasi Emmy untuk penulisan terbaik dalam kategori program nonfiksi.

Sacha Jenkins juga dikenal atas kontribusinya dalam berbagai proyek dokumenter lainnya, seperti Everything's Gonna Be All White, Around The Way, Supreme Team, dan Generation Dead: The Walking Dead Fan Documentary. Karyanya tidak hanya mengangkat budaya musik, tetapi juga berfokus pada berbagai aspek kehidupan sosial dan sejarah, menjadikannya salah satu penggerak dalam dokumentasi sejarah modern.

Salah satu karya terakhir Jenkins yang memukau adalah dokumenter Louis Armstrong's Black & Blues, yang ia sutradarai dan produksi. Dalam sebuah wawancara dengan Film Academy, Jenkins menggambarkan Louis Armstrong sebagai seseorang yang sangat istimewa, bukan individu biasa yang memiliki pandangan jauh ke depan dan benar-benar merupakan inti dari kreativitas.

Jenkins mengakui pengaruh besar Armstrong terhadap dirinya, mengungkapkan, "Saya memainkan musik, saya melakukan berbagai hal, dan saya terinspirasi oleh melihat seseorang yang bisa melakukannya dengan begitu tinggi. Kreativitas adalah bahan bakarnya."

Sacha Jenkins meninggalkan warisan yang tak ternilai dalam dunia jurnalistik, musik, dan perfilman. Dengan dedikasinya untuk mempopulerkan budaya hip-hop melalui media, serta kontribusinya dalam dokumentasi tokoh-tokoh musik ikonik, Jenkins akan selalu dikenang sebagai salah satu figur yang telah membentuk dan memperkaya dunia hiburan modern. Kepergiannya meninggalkan kekosongan yang besar, namun karyanya akan terus hidup dan menginspirasi generasi mendatang.

M
M Ihsan
Penulis
  • Tag:
  • Jurnal
  • rapper

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE