Makin Terpuruk! Manchester United Dipastikan Absen dari Kompetisi Eropa Musim Depan Setelah Kalah dari Spurs di Final
JAKARTA, GENVOICE.ID - Musim mengecewakan Manchester United resmi berakhir dengan cara yang menyakitkan. Kekalahan 0-1 dari Tottenham Hotspur di final Liga Europa menutup peluang mereka tampil di kancah Eropa musim depan dan menandai salah satu musim terburuk mereka dalam lima dekade terakhir.
Bertanding di San Mames, Bilbao, harapan United untuk menutup musim dengan prestasi pupus setelah Brennan Johnson mencetak satu-satunya gol untuk Spurs menjelang turun minum. United tak mampu membalas dan kembali menunjukkan kelemahan yang telah membayangi mereka sepanjang musim: kurang tajam di depan gawang dan rapuh di lini belakang.
Bagi Manchester United, hasil ini bukan sekadar kehilangan gelar. Ini adalah kegagalan yang memperdalam krisis identitas klub yang dulu dikenal sebagai raksasa Eropa di bawah asuhan Sir Alex Ferguson. Mereka tidak hanya gagal meraih trofi, tapi juga kehilangan tempat di kompetisi Eropa musim depan - pertama kalinya sejak musim 2014/2015.
Setelah menggantikan Erik ten Hag pada November lalu, Ruben Amorim datang dengan reputasi cemerlang berkat prestasinya di Sporting Lisbon. Namun, di Old Trafford, ia belum berhasil membalikkan keadaan. United hanya mampu meraih enam kemenangan di Premier League sejak kedatangannya, dan kini terperosok di posisi ke-16 klasemen.
Musim ini mereka mencatatkan 21 kekalahan di semua ajang - terbanyak sejak musim 1973/1974, ketika mereka terdegradasi dari divisi utama.
Sepanjang musim semi, Amorim terlihat memprioritaskan Liga Europa. United sempat tampil luar biasa dengan membalikkan keadaan atas Lyon di perempat final dan menyingkirkan Athletic Bilbao di semifinal. Tapi di final, mereka kembali pada pola yang sama: tampil dominan di awal namun gagal mengkonversi peluang dan rapuh ketika ditekan.
Kekalahan ini juga memukul sisi finansial klub. Lolos ke Liga Champions bisa memberi suntikan dana lebih dari 100 juta pound - modal besar untuk perombakan skuad dan rencana jangka panjang klub. Kini, rencana tersebut harus dijalankan dengan anggaran lebih ketat.
Amorim tetap konsisten dengan pendekatan formasi 3-4-3, meski hasilnya tidak optimal. Pihak manajemen klub dikabarkan masih memberikan dukungan penuh. Namun, keputusan besar menanti: apakah klub akan sepenuhnya mendukung Amorim di bursa transfer, atau kembali mengubah arah?
Sayangnya, dalam kondisi keuangan yang terbatas dan tanpa daya tarik kompetisi Eropa, United tak bisa belanja pemain dengan leluasa. Mereka kemungkinan besar harus menjual sejumlah nama besar untuk mendanai rekrutmen baru. Apalagi, pemilik saham Jim Ratcliffe sedang dalam misi memangkas pengeluaran dan merombak struktur internal klub.
Manchester United masih menjadi nama besar di dunia sepak bola, tapi kenyataan saat ini menunjukkan bahwa mereka harus membangun kembali dari nol - tanpa Eropa, tanpa trofi, dan dengan banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
0 Comments





- Jamie Foxx Habis-Habisan Sindir Sean 'Diddy' Combs di Panggung Stand-Up
- China Pertimbangkan Larangan Film Hollywood sebagai Balasan Tarif Dagang AS
- Astronot Penyandang Disabilitas Fisik Siap Bergabung dalam Misi Stasiun Luar Angkasa Internasional
- Agensi Kim Soo Hyun Bantah Rumor Hubungan dengan Mendiang Kim Sae Ron
- Tom Cruise Berikan Penghormatan kepada Mendiang Val Kilmer
- Taylor Swift Terlihat Memberikan Uang Tip Secara Langsung Kepada Pekerja di Grammy
- Rusia dan Ukraina Sepakat Hentikan Penggunaan Kekuatan di Laut Hitam
- Drake Gugat UMG, Tuduh Penampilan Super Bowl Kendrick Lamar Rusak Reputasinya
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!