Kesalahan Fatal Pelari Pemula yang Bikin Badan Cepat Jebol, Jangan Sampai Kamu Ngikut!

JAKARTA, GENVOICE.ID - Gen, niat lari demi hidup lebih sehat itu keren banget. Tapi sayangnya, banyak banget yang baru mulai lari malah langsung kebablasan. Baru beli sepatu, udah daftar half marathon. Baru jogging seminggu, udah ikutan challenge lari 10K. Akhirnya apa? Cedera, pegal, terus nyerah. Sayang banget, kan?

Pelatih kebugaran Jansen Ongko bilang, salah satu jebakan terbesar buat pemula adalah ambisi berlebihan ditambah tekanan sosial. Banyak orang merasa harus ngikutin gaya hidup temannya yang udah pro, padahal badannya sendiri belum siap. Apalagi sekarang di media sosial banyak banget unggahan tentang lari, dari statistik sampai pamer medali. Kalau gak kuat mental, bisa bikin kamu overthinking dan malah gak nikmatin prosesnya.

"Satu ambisius banget. Kedua berada di lingkungan yang lebih ke social pressure," ujar Jansen, dilansir dari ANTARA.

Bukan Soal Cepat, Tapi Soal Konsisten

Kesalahan umum lainnya adalah gak ngasih ruang buat tubuh beradaptasi. Alih-alih naik bertahap-misalnya mulai dari 15 menit, lalu 20, baru 30-banyak pemula langsung pengen sejajar sama pelari veteran. Akibatnya? Bukannya tambah jago, justru stuck karena terlalu maksa.

"Nah kebanyakan orang itu bukannya berprogress… Jadi dia tidak berprogress karena terpacu oleh teman-teman yang sudah pro," tambah Jansen.

Padahal dalam dunia olahraga, konsistensi jauh lebih penting daripada kecepatan. Daripada kamu capek seminggu lalu mogok sebulan, mending pelan tapi pasti.

Latihan Kekuatan: Kunci Tahan Banting di Jalanan

Gen, ini nih yang sering dilupain: lari itu bukan cuma soal cardio, tapi juga butuh kekuatan otot. Bayangin aja, pas kamu lari, kaki kamu nyentuh tanah ratusan bahkan ribuan kali. Kalau otot paha dan betis kamu lemah, yang kena beban besar malah sendi. Lama-lama, risikonya bisa sampai cedera kronis, lho!

Makanya, jangan cuma fokus ke durasi atau jarak. Sisipin juga latihan kekuatan-kayak squat, lunges, atau leg press-biar otot kamu cukup kuat menopang gerakan lari yang repetitif itu.

Jangan Skip Pemanasan, Bukan Cuma Formalitas

Lari tanpa pemanasan itu kayak naik motor tanpa cek bensin. Berbahaya dan bikin mogok di tengah jalan. Masih banyak pelari pemula yang asal-asalan saat pemanasan-cuma stretching 10 detik lalu langsung lari. Salah besar!

Pemanasan itu perlu durasi dan gerakan yang pas buat ningkatin suhu tubuh, mempersiapkan otot, dan menghindari cedera. Jadi, jangan pelit waktu buat warming up, ya!

Teknik Lari Itu Penting, Bukan Sekadar Gaya

Buat kamu yang mikir lari itu tinggal "lari aja", coba pikir ulang deh. Teknik lari yang benar bisa ngebantu koordinasi tubuh, dari ayunan tangan sampai langkah kaki. Kalau teknik kamu salah, bisa bikin gerakan jadi gak efisien dan malah nyebabin cedera.

Meskipun kamu gak harus selevel atlet, belajar teknik dasar lari tetap penting banget buat jangka panjang.

Jangan Anggap Remeh Pola Makan dan Cedera Lama

Satu lagi yang suka di-skip Gen: asupan makanan sebelum dan sesudah lari. Makan terlalu dekat dengan waktu lari bisa bikin mual, tapi lari tanpa energi juga bikin cepat capek. Cari tahu pola makan yang cocok buat kamu biar performa maksimal.

Oh iya, jangan abaikan cedera lama. Kalau kamu punya riwayat masalah di kaki atau lutut, pastikan kamu konsultasi ke ahli sebelum mulai lari serius. Cedera kecil yang gak ditangani tuntas bisa jadi masalah besar di kemudian hari.

Lari Itu Tentang Dirimu, Bukan Kompetisi

Jadi Gen, sebelum kamu pakai sepatu dan mulai lari, ingat satu hal: progress setiap orang beda-beda. Gak usah ikutin tren, fokus aja sama diri sendiri. Mulai dari pelan, nikmati prosesnya, dan jangan terlalu keras ke diri sendiri. Kalau dijalani dengan cara yang tepat, lari bisa jadi kegiatan yang bikin kamu makin sehat-bukan malah sebaliknya.

Mau sehat gak harus ikut lomba dulu kok, cukup mulai dengan langkah kecil dan niat besar!