Kristen Stewart di Cannes: 'Siapa Saja Bisa Menyutradarai, Asal Punya Sesuatu untuk Dikatakan'
JAKARTA, GENVOICE.ID - Kristen Stewart tampil lantang di Festival Film Cannes 2025, berbicara mengenai tantangan yang dihadapi perempuan dalam menyutradarai film.
Dilansir dari Variety, dalam sebuah sesi percakapan bersama organisasi nirlaba Breaking Through the Lens, yang mendukung kesetaraan gender dalam perfilman, Stewart menyebut bahwa anggapan tentang perlunya pengalaman atau keahlian teknis untuk menjadi sutradara adalah "omong kosong belaka." Menurutnya, hal itu hanyalah cara lama yang digunakan industri untuk mempertahankan status quo, terutama dari sudut pandang laki-laki.
"Ada omong kosong yang menyebar bahwa kamu harus punya pengalaman atau keahlian teknis tertentu," kata Stewart.
Stewart hadir di Cannes dengan film debut penyutradaraannya The Chronology of Water, sebuah adaptasi dari memoar karya Lidia Yuknavitch. Film ini dibintangi oleh Imogen Poots, yang memerankan Yuknavitch selama empat dekade perjalanan hidupnya, mulai dari menemukan suaranya melalui tulisan dan berenang, hingga menjadi seorang ibu, guru, dan penulis modern yang unik.
Ketika ditanya mengapa ia tidak mengambil peran utama dalam film tersebut, Stewart menjawab bahwa ia "tidak cocok" untuk peran itu, dan memilih Poots karena merasa energi yang dimilikinya tepat.
"Semua orang bertanya, 'Kenapa kamu tidak memainkannya sendiri? Kenapa Poots?' Dia tidak punya dada besar atau semacamnya, tapi dia terlihat seperti punya," kata Stewart sambil bercanda dan memancing tawa ruangan.
Film ini dibuat di Latvia dan Malta, setelah Stewart mengalami kesulitan mendapatkan pendanaan di Amerika Serikat. Ia menyebut bahwa mencari pendanaan adalah bagian tersulit dari proses pembuatan film, bukan aspek teknis atau pengalaman.
"Aku langsung kabur dari Amerika, si bajingan itu," ucap Stewart menggambarkan rasa frustrasinya terhadap sistem pendanaan di negaranya.
Kim Gordon, legenda band Sonic Youth yang juga berperan dalam film ini, memuji pendekatan penyutradaraan Stewart, dan menyebutnya sebagai seseorang yang berbicara langsung pada sisi intuitifnya sebagai musisi.
"Dia bilang, 'Katakan dari bagian tubuhmu yang ini,' dan aku langsung tahu maksudnya," ujar Gordon sambil menunjuk ke bagian perutnya.
Stewart sempat terharu saat membicarakan adegan di mana karakter yang diperankan Gordon berkata kepada karakter Poots, "Aku bangga padamu."
Stewart berkata, "Ketika dia mengatakan 'Aku bangga padamu' ke tokoh kita, aku seperti, itu membunuhku. Jadi aku butuh seseorang yang aku ingin dengar kalimat itu darinya, untuk mengatakannya."
Saat penonton bereaksi dengan seruan "awww," Gordon menepuk punggung Stewart sebagai bentuk dukungan.
Musik juga memainkan peran penting dalam film ini. Stewart mengungkap bahwa ia menulis surat langsung kepada Fiona Apple untuk meminta izin menggunakan dua lagunya dalam film. Mengenang momen tersebut, ia berkata, "Tanganku gemetaran!" sebelum menambahkan, "Itu berhasil dan dia membalas suratku."
Stewart juga mengungkap bahwa dua sutradara ternama, Sofia Coppola dan Rose Glass, yang namanya muncul dalam ucapan terima kasih di akhir film, sempat memberi masukan terhadap naskah film. Naskah ini ia tulis bersama Andy Mingo selama delapan tahun. "Membaca naskah orang lain itu sulit, orang-orang sibuk dan ini jelas bukan naskah yang konvensional," ujarnya. "Dan mereka adalah pembuat film yang aku kagumi. Mereka mau mendengarkan saat orang lain tidak."
Saat diminta memberi nasihat kepada para pembuat film perempuan, Stewart menyarankan agar mereka tidak pernah berhenti bertanya "kenapa."
"Kalau ada yang bilang, 'Oh, kita memang selalu melakukannya seperti ini. Memang prosedurnya begitu' - kenapa?" katanya.
"Dan aku tidak mengatakan, 'Tidak! Aku ingin semuanya dilakukan sesukaku!' Bukan soal itu. Ini soal memahami alasan di balik apa yang kita lakukan, bukan sekadar menerima prosedur. Kalau kamu ingin membuat film yang sama berulang kali, ya berhentilah bertanya kenapa. Dan bro, orang-orang itu sering berbohong! Aku tidak bisa menghitung berapa banyak tenggat waktu yang bohong. 'Oh, itu harus selesai besok.' Dan aku cuma, 'Mhm.'"
Tentang bagaimana film ini akhirnya bisa masuk ke Festival Film Cannes, Stewart berkata, "Kami bahkan nyaris tidak ada di sini sekarang."
"Aku menyelipkan film ini lewat pintu yang tertutup, aku bahkan nggak percaya ini terjadi," lanjutnya.
Lewat debut penyutradaraannya ini, Kristen Stewart tidak hanya hadir sebagai pembuat film baru, tapi juga sebagai suara yang kritis terhadap eksklusivitas industri film. Ia menantang anggapan bahwa hanya orang-orang "berpengalaman" yang boleh menyutradarai. Pesannya jelas, jika kamu punya sesuatu yang ingin kamu katakan, kamu bisa membuat film.
0 Comments





- Trump Hentikan Pendanaan Vaksin dan Pangkas Bantuan Malaria
- Cristiano Ronaldo Tegaskan Setia di Al Nassr, Tolak Godaan Klub-klub Piala Dunia Antarklub
- Serangan Israel Hantam Teheran, 60 Orang Tewas Termasuk 20 Anak! Iran Balas dengan Hujan Rudal ke Israel
- Brighton Comeback Kalahkan Chelsea, Berhasil Lolos ke Babak Lima FA Cup
- Bukan Saat Idul Adha! Masjid Istiqlal Tunda Penyembelihan Kurban, Ini Alasannya
- Gunung Dukono Erupsi, Abu Vulkanik Capai 1.600 Meter
- Cookie Cups, Perpaduan antara Kue Cokelat Chip dan Pistachio Thumbprint Cookie yang Nikmat di Santap!
- Bersiaplah! Maroon 5 & Lisa Blackpink Gabung di Lagu 'Priceless' yang Akan Dirilis Akhir April Ini
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!