Catat! 5 Fakta Ngeri Konsumsi Herbal Berlebihan Bisa Bikin Liver Rusak

JAKARTA, GENVOICE.ID - Lagi hits banget nih, gaya hidup herbal dan natural. Banyak yang mikir herbal dari alam pasti aman dong. Tapi sayangnya, nggak selalu kayak gitu.

Konsumsi herbal berlebihan bisa jadi boomerang, terutama buat organ penting kayak liver alias hati. FYI, liver itu semacam filter tubuh kita, dan kalau keseringan dicekokin zat aktif dari herbal tanpa aturan, bisa-bisa fungsinya ngedrop parah.

Nah, artikel yang diangkat dari pafikubalahin.org ini bakal buka mata kamu soal bahaya konsumsi herbal yang kebablasan. Let's dive in!

1. Kata Riset: Konsumsi Herbal Berlebihan Bisa Nyakitin Liver

Menurut studi dari Badan Litbangkes Kemenkes, 35% kasus hepatitis non-virus di Indonesia ternyata nyambung sama konsumsi herbal/jamu yang nggak terkendali. Ngeri gak tuh? Riset dari UGM juga nemuin bahwa ekstrak sambiloto bisa bikin racun di liver kalau dikonsumsi over dosis.

Bahkan di jurnal Universitas Airlangga, disebut kalau temulawak dalam dosis tinggi (apalagi tanpa pantauan medis) bisa ngacauin enzim hati dan berpotensi ke sirosis. Jadi, meskipun herbal itu "alami", tetap bisa bahaya kalau makainya ugal-ugalan.

2. Herbal Favorit Orang Indonesia, Tapi Ada Risikonya Buat Liver

Beberapa herbal kayak sambiloto, temulawak, brotowali, sampai pegagan emang punya manfaat kece. Tapi kalau dikonsumsi kebanyakan? Duh, bisa jadi bencana! Misalnya sambiloto yang jago ningkatin imun, tapi riset dari Unpad bilang dosis tinggi ekstraknya bisa merusak struktur liver.

Brotowali juga sama. Meski sering dipakai buat nurunin gula darah, penelitian UI nemuin efek toksik ke liver tikus kalau dikasih ekstrak brotowali berlebihan. Pegagan pun nggak aman-aman banget-kalau dikonsumsi jangka panjang tanpa takaran yang pas, bisa bikin liver kerja ekstra sampai rusak.

3. Gimana Cara Aman Konsumsi Herbal Biar Liver Tetap Aman?

Pakai herbal itu boleh, tapi kudu pinter! Nih, tipsnya:

1. Selalu patuhi dosis anjuran dari ahli atau ikuti label kemasan.

2. Jangan dikonsumsi terus-menerus tanpa jeda-liver juga butuh istirahat.

3. Hindari ngoplos terlalu banyak jenis herbal sekaligus, karena bisa ada interaksi antar-zat yang enggak kamu sadari.

Eijkman Institute juga ngingetin pentingnya konsultasi dulu sebelum mulai terapi herbal, apalagi kalau kamu punya masalah kesehatan kayak penyakit liver atau kronis lainnya. Ingat, herbal itu pelengkap, bukan pengganti utama pengobatan medis.

4. Kenali Tanda-Tanda Liver Kamu Mulai Teriak

Tubuh biasanya ngasih sinyal kalau liver kamu mulai kena imbas herbal berlebihan. Gejalanya bisa berupa: kulit/mata jadi kekuningan, mual-mual terus, gampang capek, dan nyeri di perut kanan atas.

Penelitian dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta nunjukin bahwa pasien hepatitis akut non-virus rata-rata punya riwayat minum herbal atau jamu yang gak terkontrol. Jadi, kalau kamu ngerasa mulai ngerasain tanda-tanda itu, mending langsung cek ke fasilitas kesehatan. Jangan tunggu parah dulu baru panik!

5. Kenapa Banyak Orang Cuek Sama Risiko Herbal?

Karena mindset "herbal = aman" masih nempel banget di masyarakat. Survei Kemenkes 2022 bilang 68% orang Indonesia konsumsi herbal tanpa konsultasi ke tenaga medis. Gawat banget!

Riset dari Undip juga bilang budaya dan kepercayaan turun-temurun bikin orang nggak kritis sama efek samping herbal. Makanya, penting buat kamu dan orang-orang sekitar makin aware soal cara pakai herbal yang benar dan aman.

Kesimpulan: Natural Boleh, Tapi Tetap Harus Rasional

Yup, herbal emang banyak manfaat. Tapi bukan berarti kamu bisa konsumsi semaunya. Liver itu organ penting yang harus dijaga banget, karena tugasnya nyaring semua zat asing yang masuk ke tubuh-termasuk dari herbal.

Penelitian udah jelas-jelas nunjukin bahayanya kalau herbal dikonsumsi berlebihan dan asal-asalan. Jangan sampai niat sehat malah berujung merusak tubuh kamu sendiri.

Mulai sekarang, yuk jadi smart user! Konsultasi dulu, taati dosis, dan jangan asal campur herbal. Karena liver sehat = hidup lebih panjang dan berkualitas