Gunung Semeru Erupsi Lagi! Letusan Setinggi 700 Meter Picu Peringatan Keras, Warga Diminta Siaga Total

JAKARTA, GENVOICE.ID - Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas mengkhawatirkan. Pada Senin pagi (12/5), gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur ini meletus dengan kolom abu vulkanik yang menjulang hingga 700 meter di atas puncak Mahameru.

Dilansir dari Antara, letusan tersebut tercatat terjadi pukul 06.53 WIB dan menyemburkan abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, melaporkan bahwa letusan ini bukan satu-satunya dalam sehari. Sejak dini hari, Gunung Semeru telah tiga kali mengalami erupsi. Letusan pertama terjadi pada pukul 01.00 WIB dengan tinggi kolom letusan mencapai 500 meter dan intensitas abu yang tebal. Letusan kedua menyusul pada pukul 05.46 WIB, meski secara visual tidak terlihat, namun terekam jelas di seismograf. Letusan ketiga kemudian menjadi yang paling signifikan, mencapai ketinggian 700 meter dan berlangsung saat laporan dibuat.

Aktivitas vulkanik ini membuat status Gunung Semeru tetap berada pada Level II atau Waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan peringatan keras kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sekitar wilayah rawan. Kawasan sepanjang Besuk Kobokan dalam radius delapan kilometer dari puncak dinyatakan sangat berbahaya, termasuk tepian sungai hingga 13 kilometer dari pusat letusan yang berpotensi dilanda perluasan awan panas dan aliran lahar. Di samping itu, masyarakat juga diimbau tidak berada dalam radius tiga kilometer dari kawah karena potensi lontaran batu pijar yang mematikan.

Selain letusan, masyarakat juga diminta untuk terus mewaspadai ancaman guguran lava, awan panas, dan potensi lahar hujan, terutama di wilayah-wilayah aliran sungai seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini kembali menjadi pusat perhatian dengan aktivitas vulkaniknya yang tak bisa diprediksi, dan semua pihak diminta tetap siaga serta tidak mengabaikan peringatan dari otoritas kebencanaan.