Google Hapus Istilah 'Kurang Terwakili' dari Situs Hibahnya
JAKARTA, GENVOICE.ID - Google baru-baru ini mengubah deskripsi program pendanaannya untuk startup, menghapus istilah yang merujuk pada kelompok "kurang terwakili" dari situs Google for Startups Founders Fund. Perubahan ini terjadi setelah perusahaan mengumumkan akan meninjau kembali program keberagaman, kesetaraan, dan inklusinya (DEI).
Situs web program ini kini menggunakan kata kerja lampau untuk menyebut semua inisiatif pendanaan yang sebelumnya ditujukan bagi pendiri startup dari kelompok minoritas. Berdasarkan arsip internet, perubahan ini terjadi setelah Desember 2024. Saat ini, tidak ada program hibah yang tersedia, meskipun Google tetap menawarkan program pelatihan AI dan akselerator startup di sektor tertentu.
Google for Startups Founders Fund pertama kali diluncurkan pada 2020 dengan tujuan memberikan hibah, bimbingan, dan dukungan produk bagi pendiri startup dari kelompok kurang terwakili, termasuk perempuan serta individu dari komunitas Afrika dan Latino. Situs tersebut mencatat bahwa lebih dari 50 juta dolar telah diberikan kepada lebih dari 600 pendiri startup dalam bentuk dana, bimbingan, dan kredit untuk layanan Google Cloud.
Namun, belakangan ini, program pendanaan yang menargetkan kelompok minoritas menghadapi tantangan politik dan hukum di Amerika Serikat. Beberapa pendiri startup dan investor mempertanyakan masa depan program seperti Founders Fund di tengah meningkatnya kritik terhadap inisiatif DEI.
Google tidak memberikan pernyataan jelas terkait perubahan ini, tetapi mengindikasikan adanya pergeseran fokus. "Kami belum membuka aplikasi untuk Google for Startups Funds di AS pada 2025. Google for Startups tetap mendukung semua alumni Founders Funds. Tahun depan, kami akan berinvestasi dalam startup berbasis AI di AS dan akan membagikan lebih banyak detail nanti," kata juru bicara perusahaan.
Selain perubahan dalam program hibah, bahasa yang digunakan di situs web juga mengalami penyesuaian. Sebelumnya, Google menyatakan bahwa hibah tersebut "menyediakan lebih dari 50 juta dolar untuk mendukung pendiri dari kelompok kurang terwakili." Kini, kata "kurang terwakili" telah dihapus, dan program tersebut hanya disebut sebagai "dukungan finansial untuk inovator."
Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan teknologi besar seperti Google, Meta, dan Amazon telah mulai menyesuaikan kebijakan DEI mereka di tengah meningkatnya tekanan politik. Google, misalnya, telah menghapus target keberagaman dalam laporan tahunan 10-K mereka.
Perubahan ini terjadi di tengah meningkatnya tantangan hukum terhadap program pendanaan berbasis ras. Sebelumnya, Fearless Fund terpaksa menghentikan hibah untuk pendiri perempuan kulit hitam setelah menghadapi tuntutan hukum. PayPal juga sedang digugat karena kebijakan hibahnya yang ditujukan bagi pendiri bisnis dari komunitas kulit hitam dan Latino.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Google mengenai arah kebijakan mereka ke depan terkait program yang berfokus pada keberagaman.
Google Hapus Istilah 'Kurang Terwakili' dari Situs Hibahnya
0 Comments





- Film Konser Ikonik "Pink Floyd: Live At Pompeii" Dirilis Ulang dalam 4K IMAX
- Shai Gilgeous-Alexander Cetak 51 Poin, Thunder Kalahkan Rockets
- Jaringan Kejahatan Siber Berbasis Rusia Dibongkar, Polisi Eropa dan AS Buru Otak di Balik Malware Miliaran Euro
- Justin Bieber Hapus Permintaan Maaf Kontroversial soal Hailey dan Sampul Majalah Vogue
- Israel Tutup Kedutaan di Seluruh Dunia Usai Serang Iran, Warga Diminta Waspada
- Trump Usulkan Rencana Damai: Ukraina yang Harus Berkorban
- Timnas Indonesia Mulai Latihan Intensif di Bali, Siap Sambut Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Legenda Bola Jepang, Keisuke Honda, Harap Timnas Indonesia Tembus Piala Dunia 2026
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!