Agar Hubungan Pertemanan Anda Lebih Baik, Berikut Tips Menjadi Teman yang Tidak 'Toxic'

Setiap hubungan memiliki tantangan, tetapi langkah-langkah sederhana dapat membantu memperkuat koneksi dan memastikan Anda menjadi teman yang diidamkan.

Sayangnya, manusia cenderung sulit mengenali kelemahan diri sendiri. Kita sering mengeluhkan sifat buruk orang lain, seperti arogansi atau ketidaktahuan, tanpa menyadari bahwa mereka mungkin melihat kekurangan besar dalam karakter kita.

Kesalahan kecil yang tidak disengaja sering kali menyakiti orang yang kita cintai, bahkan tanpa niat buruk. Ketidaksengajaan ini, meskipun ringan, dapat berdampak besar. Hubungan yang ambivalen adalah suatu kondisi di mana seseorang menunjukkan sikap yang berubah-ubah, hal ini ternyata lebih merugikan kesejahteraan dibandingkan dengan orang yang secara konsisten tidak menyenangkan.

Untungnya, ilmu psikologi memberikan wawasan yang dapat membantu kita menghindari kesalahan tersebut.

Dilansir dari BBC International, menjadi konsisten adalah langkah pertama. Ketidakpastian dalam hubungan menciptakan stres, mirip dengan respons tubuh saat menghadapi rasa sakit yang tidak dapat diprediksi. Penelitian menunjukkan bahwa orang merasa lebih tertekan ketika ketidakpastian tinggi, dibandingkan dengan saat mereka tahu pasti bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi.

Dalam persahabatan, perilaku yang tidak dapat diandalkan menciptakan perasaan serupa. Menjadi lebih konsisten dalam mendukung teman dapat mengurangi ketidakpastian emosional mereka.

Selain itu, kita sering salah mengira bahwa orang lain memahami perasaan kita tanpa perlu dijelaskan. Fenomena ini, dikenal sebagai ilusi transparansi, membuat kita menganggap emosi kita sudah jelas terlihat.

Penelitian menunjukkan bahwa orang sering kali meremehkan dampak positif dari ungkapan rasa terima kasih. Memberikan apresiasi secara eksplisit, baik melalui kata-kata maupun tindakan, sangat penting untuk memastikan teman merasa dihargai.

Saat teman menghadapi kesulitan, validasi perasaan mereka menjadi langkah penting, tetapi itu saja tidak cukup. Hanya mendorong seseorang untuk melampiaskan emosinya tanpa membantu mereka menemukan perspektif baru dapat memperburuk stres.

Pendekatan yang lebih konstruktif adalah dengan membantu mereka melihat masalah dari sudut pandang yang lebih luas, sehingga mereka dapat menemukan makna atau pelajaran dari pengalaman tersebut.

Merayakan kesuksesan teman juga sama pentingnya dengan memberikan dukungan di saat sulit. Penelitian menunjukkan bahwa berbagi kebahagiaan, atau confelicity, merupakan landasan penting dalam hubungan sehat.

Menunjukkan antusiasme terhadap pencapaian teman, bahkan yang kecil sekalipun, dapat mempererat koneksi emosional. Sebaliknya, menyembunyikan keberhasilan pribadi karena takut dianggap sombong dapat menciptakan jarak emosional. Teman sering merasa kecewa jika mereka merasa dikesampingkan dari momen bahagia Anda.

Ketika kesalahan terjadi, kemampuan untuk meminta maaf dengan tulus menjadi kunci. Banyak orang enggan meminta maaf karena takut merasa malu atau berpikir bahwa permintaan maaf tidak akan memperbaiki hubungan.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa permintaan maaf yang efektif justru memperkuat ikatan sosial. Permintaan maaf yang baik mencakup pengakuan tanggung jawab, ungkapan penyesalan, tawaran untuk memperbaiki situasi, dan janji untuk mencegah kesalahan serupa di masa depan.

Setiap hubungan pasti memiliki dinamika naik dan turun, tetapi dengan menerapkan langkah-langkah ini, Anda dapat menghindari kesalahan umum yang merusak hubungan.

Dengan menjadi teman yang konsisten, menghargai, mendukung, dan penuh empati, Anda tidak hanya memperbaiki hubungan tetapi juga menciptakan ikatan yang lebih kuat dan bermakna.