Fans Ngamuk, Kontroversi Mecimapro Kembali Disorot Gara-Gara Konser Day6

JAKARTA, GENVOICE.ID - Gagalnya konser Day6 pada Sabtu lalu menjadi perhatian bagi warganet khususnya ke pihak promotor. Promotor Mecimapro menjadi sorotan karena mendapat banyak kritik keras dari para fans (MyDay).

Masalah yang membuat para fans kecewa mulai dari pra konser seperti lambatnya pengiriman seat number (SN) dan queue number (QN) bagi penggemar yang beli di tiket.com, hingga diputuskan untuk refund.

Masalah kembali terjadi saat hari H konser di Stadion Madya, sebelumnya direncanakan di Jakarta International Stadium (JIS) namun dipindahkan. Makanan kadaluarsa, tenda yang ambruk akibat hujan deras, sampai LED yang terlihat hingga bagian luar. Kontroversi ini viral di sosial media dan muncul hastag #MECIMA_NOT_PROfessional.

Ternyata, kontroversi Mecimapro ini bukan sekali dua kali. Promotor ini kerap kali menimbulkan kontroversi saat menyelenggarakan konser. Berikut beberapa kontroversi dari Mecimapro dan membuat namanya semakin tercoreng di kalangan fans.

• Konser TREASURE Jakarta 2024

Dalam konser TREASURE Jakarta 2024 menimbulkan kontroversi pada queue number (QN). Masalah ini terjadi dimana pembeli tiket yang bayar lebih mahal lewat Weverse Membership justru mendapatkan QN lebih besar dibanding pembeli umum. Kasus ini memicu protes dari para pembeli karena dianggap tidak adil sehingga terlihat distribusi tiket yang kacau.

• Konser IVE Jakarta 2024

Konser girl group IVE di Jakarta tahun 2024 yang dipromotori oleh Mecimapro juga menuai kontroversi. Konser ini awalnya dijadwalkan pada Januari 2024, tapi tertunda hingga Agustus 2024. Akibat penundaan ini, banyak fans meminta untuk refund. Tetapi banyak dari mereka yang mengeluhkan proses yang rumit serta makan waktu lama. Kasus ini membuat Mecimapro terlihat tidak profesional dan tidak transparan.

• Konser SEVENTEEN Jakarta 2025

Kasus lain juga muncul pada konser SEVENTEEN di Jakarta. Penukaran tiket konser ini digelar di Lotte Mall awal 2025 justru menimbulkan kekacauan. Penggemar harus antre panjang hingga keluar mall hanya untuk menukarkan tiket. Apalagi minim petugas untuk mengatur antrean di lapangan, kondisi ini buat makin rumit dan memberi kesan buruk.