Dikritik Habis-habisan, Katy Perry Akhirnya Buka Suara: "Saya Bukan Piñata Manusia"

JAKARTA, GENVOICE.ID - Penyanyi pop dunia Katy Perry akhirnya angkat bicara setelah menjadi sasaran gelombang kritik tajam dan ejekan di dunia maya dalam beberapa minggu terakhir. Lewat sebuah komentar panjang penuh makna yang dibagikannya di akun fanpage Katy Perry Brasil, pelantun "Firework" itu menumpahkan isi hatinya dan memberikan pesan emosional untuk para penggemar yang setia mendukungnya.

"Aku mencintai kalian semua... ketahuilah bahwa aku baik-baik saja. Aku telah melakukan banyak refleksi untuk memahami siapa diriku, apa yang nyata, dan apa yang penting bagiku," tulis Perry.

Perry menyebut bahwa komentar negatif dan kebencian daring tidak akan menjatuhkannya. Bahkan ketika dunia online mencoba menjadikannya "Piñata manusia", ia memilih untuk membalas dengan cinta.

"Aku tahu banyak orang sedang terluka... internet telah menjadi tempat pembuangan bagi mereka yang belum sembuh," tulisnya, mengutip nasihat dari terapisnya bahwa tak ada satu orang pun yang bisa membuat kita percaya sesuatu tentang diri kita sendiri yang tidak kita yakini sebelumnya.

Pesan Perry datang di tengah gempuran kritik terhadap berbagai aspek kehidupannya: dari musik barunya yang dinilai gagal secara komersial lewat album 143, hingga tur dunia Lifetimes yang belum mendapat sambutan besar. Bahkan, partisipasinya dalam misi luar angkasa Blue Origin pada 14 April lalu juga menuai kontroversi.

Dalam momen luar angkasa tersebut, Perry menyanyikan "What a Wonderful World", mengumumkan setlist turnya, dan memberikan penghormatan simbolis pada wanita di dunia aeronautika. Namun alih-alih pujian, ia justru menuai cemooh dan dianggap terlalu teatrikal oleh beberapa warganet, bahkan dari kalangan selebritas sendiri.

Namun Perry tak menyerah. Ia mengaku sedang menjalani perjalanan spiritual dan emosional sebagai manusia biasa yang kebetulan disorot jutaan mata.

"Aku bukan sempurna... tapi aku terus bangkit, terus main dalam permainan ini. Setiap luka membawaku menuju level kehidupan yang baru," tegasnya.

Perry menutup pesannya dengan semangat positif, mengajak semua orang untuk fokus pada "apa yang nyata" dan menyembuhkan diri melalui musik dan pertemuan antarmanusia.