1.000 Musisi Rilis Album Tanpa Suara sebagai Protes terhadap Kebijakan Hak Cipta AI di Inggris
JAKARTA, GENVOICE.ID - Lebih dari 1.000 musisi, termasuk nama besar seperti Kate Bush, Imogen Heap, Annie Lennox, Cat Stevens, dan Hans Zimmer, merilis album tanpa suara berjudul "Is This What We Want?" sebagai bentuk protes terhadap rencana perubahan hukum hak cipta di Inggris. Album ini dirilis pada Selasa dan bertujuan untuk menyampaikan kekhawatiran terhadap dampak kecerdasan buatan (AI) pada industri musik.
Melansir dari NBC, Rabu (26/2), perubahan hukum yang diusulkan memungkinkan perusahaan AI menggunakan karya berhak cipta, termasuk musik, seni, dan teks, tanpa perlu izin dari pemilik hak cipta. Para musisi yang terlibat dalam proyek ini menilai kebijakan tersebut dapat merugikan pekerja kreatif dan melemahkan perlindungan hak cipta di industri musik.
Keunikan album ini terletak pada konsepnya, yang terdiri dari rekaman studio dan ruang pertunjukan yang kosong. Daftar lagunya membentuk sebuah kalimat yang menyatakan penolakan terhadap legalisasi penggunaan musik oleh AI tanpa izin. Ed Newton-Rex, salah satu penyelenggara album, menyebutnya sebagai simbol dari dampak kebijakan tersebut terhadap mata pencaharian musisi.
Peluncuran album ini bertepatan dengan hari terakhir konsultasi publik yang dilakukan pemerintah Inggris terkait perubahan undang-undang hak cipta. Sebelumnya, Partai Buruh telah menyatakan akan mengkaji ulang kebijakan AI guna menjadikan Inggris sebagai pemimpin dalam teknologi kecerdasan buatan.
Sejumlah musisi dan kelompok hak cipta telah menyuarakan penolakan mereka terhadap kebijakan ini. Creative Rights in AI Coalition, salah satu kelompok yang aktif dalam advokasi hak cipta, menegaskan bahwa perusahaan AI seharusnya meminta izin sebelum menggunakan karya seniman untuk melatih sistem mereka.
Protes ini juga mendapat dukungan dari berbagai artis ternama, termasuk Kate Bush, Dua Lipa, Ed Sheeran, Elton John, dan Sting, yang menandatangani surat terbuka di The Times. Mereka menilai kebijakan ini dapat mengancam industri kreatif dan merugikan musisi muda yang baru memulai karier mereka.
Kate Bush turut membagikan video promosi album ini di situs resminya, menampilkan studio rekaman kosong sebagai simbol kekhawatiran terhadap masa depan industri musik. Ia menegaskan pentingnya perlindungan bagi musisi agar karya mereka tetap dihargai dan tidak dieksploitasi oleh teknologi AI.
0 Comments





- Kumpulan Ucapan Idulfitri untuk Teman Kerja Agar Terlihat Profesional
- Hujan Ringan Mengguyur Jakarta Pada Sabtu Malam, Ini Rinciannya
- Cara Merawat Koleksi Vinyl agar Tetap Apik saat Diputar
- Tren Penggunaan Media Sosial di 2025 Menunjukkan Wanita Lebih Dominan dalam Waktu Penggunaan
- 5 Supergroup Musik yang Wajib Kamu Dengar
- Tony Awards 2025: Musikal 'Maybe Happy Ending' Dominasi Panggung, Nicole Scherzinger Cetak Sejarah, George Clooney Kecew...
- Kekuatan Angkatan Udara Israel dan Bunker Nuklir Iran Bisa Memicu Perang Panjang
- Personel Fleetwood Mac Reuni untuk Proyek Musik Baru Setelah Tujuh Tahun Pemecatan Kontroversial
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!