Lirik Lagu "Mundur Perlahan" - Nyoman Paul: Ketika Cinta Tak Lagi Jadi Tujuan Akhir
JAKARTA, GENVOICE.ID - "Kembali saja dengan yang lalu, atau aku yang mundur perlahan darimu…"
Lagu Mundur Perlahan karya Nyoman Paul kembali menyuguhkan kisah cinta yang menyayat hati, kali ini tentang seseorang yang menyadari bahwa kehadirannya hanyalah persinggahan-bukan tujuan akhir. Ada luka yang tenang, ada keikhlasan yang diam-diam terasa pahit, tapi tetap dilalui dengan lembut.
Lewat Mundur Perlahan, Nyoman Paul menggambarkan perasaan seseorang yang mencintai dengan tulus, tapi harus melepas karena tahu bahwa hati pasangannya belum benar-benar selesai dengan masa lalu. Liriknya penuh refleksi, namun tak menyalahkan-justru menawarkan ruang untuk pergi secara perlahan, tanpa drama, tanpa memaksa.
Berikut lirik lengkap lagu Mundur Perlahan dari Nyoman Paul:
Lirik Lagu Mundur Perlahan - Nyoman Paul
Tu, wa, ga, pat
(Hu-uh-hu)
Kau bercerita, ku mendengar
Berderai air mata, aku sadar
Bahwa ku bukanlah tempatmu
Ternyata ku bukan rumahmuKau sering ungkit masa lalu
Bukankah itu kau sedang rindu?
Mengapa sadarnya sekarang?
Mungkin kau masih cinta dia (cintainya)
Mm-hm
Hu-uh (hu-uh-uh)Kembali saja dengan yang lalu
Atau aku yang mundur perlahan darimu
Haruskah aku yang pergi dulu?
Biarkanlah waktu yang (waktu) kembalikan (kembali) semua
Senyumku
Uh, uh-uh (hu-hu-uh, hu-uh)Kau senang rancang masa depan
Seolah akulah jawaban
Tapi tidakkah kausadari?
Di dalam hatimu, hatinyaKembali saja dengan yang lalu
Atau aku yang mundur perlahan darimu
Haruskah aku yang pergi dulu?
Biarkanlah waktu yang (biarkanlah waktu), biarkanlah waktu yang (biarkanlah)
Biarkanlah waktu yang kembalikan semua
Karmamu
hu-uh-uh-uh-uh
Karmamu
Lagu ini terasa seperti pelan tapi pasti-slow burn heartbreak-yang dialami banyak orang yang harus berbesar hati menerima bahwa cinta tak selalu saling. Mundur Perlahan mengajak kita untuk tidak menggenggam terlalu erat sesuatu yang sejak awal tidak benar-benar memilih kita.
Alih-alih memaksa, lagu ini mengajarkan bahwa ada saatnya kita menjadi pihak yang mundur, bukan karena kalah, tapi karena sadar akan harga diri. Dan mungkin, seperti yang Nyoman tulis: biarlah waktu yang berbicara… dan karmamu yang menjawab.
Buat kamu yang lagi mencoba ikhlas atau sedang belajar merelakan, lagu ini bisa jadi teman paling tepat di malam-malam sunyi.
0 Comments





- Tips Foto Lebaran Estetik Pakai HP: Jangan Sampai Momen Berharga Terlewat!
- Resep Dendeng Balado Anti Ribet Buat Menu Idul Adha, Enak dan Empuk!
- Motor Retro Modern Yamaha XSR 155 2025 Hadir dengan Tampilan dan Warna Baru
- 10 Makanan Terbaik untuk Meningkatkan Kesehatan Otak dan Memori
- Suami Mabuk Bakar Rumah di Jakarta Selatan Gegara Cekcok, Kerugian Tembus Rp250 Juta!
- Benarkah Daging Kambing Picu Kanker Prostat? Ini Kata Dokter!
- 7 Tradisi Paskah Unik di Indonesia yang Bikin Merinding!
- Tips Menentukan Gaji untuk Entrepreneur Agar Bisnis Makin Sukses!
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!