Geopark Kaldera Toba Kena Kartu Kuning dari UNESCO? Apa Sih Alasannya

JAKARTA, GENVOICE.ID - Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hariyanto, bilang kalau Geopark Kaldera Toba baru aja dikasih 'kartu kuning' oleh UNESCO. Salah satu alasannya karena pengelolaannya dianggap belum maksimal.

Dilansir Antara, Hariyanto jelasin kalau tim penilai UNESCO nemuin banyak kekurangan di sana, mulai dari lemahnya kerja sama antara pihak-pihak terkait sampai minimnya keterlibatan masyarakat lokal, baik dalam kegiatan edukasi maupun wisata berkelanjutan.

Masalah lainnya yaitu informasi yang disediakan di tiap lokasi geologi belum standar, fasilitas pendukung juga dianggap masih kurang dan nggak terawat. Tim dari UNESCO juga menyoroti kurangnya penelitian rutin, lemahnya kolaborasi antar-instansi, hingga edukasi tentang geologi, biologi, serta budaya yang belum maksimal.

Bukan cuma itu, Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark juga dinilai jarang ikut forum internasional dan pelatihan yang digelar UNESCO di negara-negara seperti Maroko, Yunani, Prancis, atau Jepang. Padahal, partisipasi semacam itu penting buat menjaga status taman bumi kelas dunia.

Geopark Kaldera Toba dapat kartu kuning ketika rapat UNESCO Global Geopark di Maroko tanggal 4-5 September 2023. Intinya, pengelolaan Geopark dianggap belum memenuhi standar yang ditetapkan UNESCO.

Buat mengatasi hal ini, Kementerian Pariwisata bareng Pemprov Sumatera Utara dan Badan Pengelola Geopark sedang berbenah. Pemerintah pusat juga udah siapin Dana Alokasi Khusus sebesar Rp56,6 miliar tahun 2024 buat pembangunan infrastruktur dan kegiatan pendukung pariwisata Danau Toba.

Pemprov Sumut juga udah minta semua dinas terkait buat ikut turun tangan benahi Geopark. Menurut Hariyanto, sekarang pemerintah daerah di sekitar Danau Toba juga udah makin paham pentingnya kerja bareng buat mempertahankan status Geopark dari UNESCO.

Sebagai catatan, Geopark Kaldera Toba bukan satu-satunya yang kena kartu kuning. Ada beberapa taman bumi lainnya juga kena tegur, kayak Gua Zhijindong di China, Luberon di Prancis, Madonie di Italia, dan Colca y Volcanes de Andagua di Peru.