Ayo, Ramai-ramai Beralih Mengonsumsi Pangan Lokal

JAKARTA - Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Rinna Syawal mengimbau sekaligus mendorong masyarakat ramai-ramai mengonsumsi pangan lokal sekaligus mengenalkan pola makan sehat sejak dini.

"Penganekaragaman konsumsi pangan menjadi pilar penting dalam upaya menjaga ketahanan pangan dan kualitas gizi masyarakat Indonesia," katanya Rabu (19/3).

Ayo, Ramai-ramai Beralih Mengonsumsi Pangan Lokal
- (Dok. istimewa).

Menurutnya, salah satu kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah adalah melalui Perpres Nomor 81 Tahun 2024 tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Potensi Sumber Daya Lokal.

"Memanfaatkan sumber daya yang tersedia di sekitar, kita dapat memperoleh akses yang lebih mudah dan luas terhadap pangan sehat, sekaligus meningkatkan perputaran roda ekonomi regional," katanya.

Ia menilai tantangan dalam mengubah pola konsumsi masyarakat masih cukup besar. Oleh karena itu, diperlukan edukasi yang lebih intensif dengan pendekatan yang menarik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Bapanas tahun ini berkomitmen mengembangkan Desa B2SA dan memperluas cakupan Rumah Pangan B2SA sebagai langkah strategis dalam mendorong penganekaragaman konsumsi pangan. Program Desa B2SA sendiri akan menyasar 809 lokasi di 50 kabupaten/kota.

Sementara Rumah Pangan B2SA akan dilaksanakan menggunakan dana dekonsentrasi untuk 47 lokasi di seluruh Indonesia. Adapun lokasi yang dipilih merupakan prioritas utama dalam upaya penanganan daerah rentan rawan pangan, sejalan dengan visi pemerataan akses pangan B2SA bagi seluruh masyarakat.

Kebijakan penganekaragaman pangan tidak hanya berfokus pada aspek konsumsi, tetapi juga pada penguatan sistem logistik.

Makanan Lokal

Dosen Magister Ekonomi Terapan Unika Atma Jaya YB. Suhartoko yang diminta tanggapannya mengatakan Indonesia dengan berbagai kondisi kesuburan tanah dan budaya makanan antar pulau tentu saja menghasilkan beragam jenis makanan, sehingga sangat baik mengkonsumsi makanan berbahan baku lokal dan tidak mengkonsumsi makanan yang seragam seperti beras.

"Sebaiknya mulai dilakukan kebijakan terutama makanan pokok berbasis lokal. Kembali ke makanan pokok jagung, singkong, sagu, umbi umbian. Agar menarik perlu dikembangkan cara pengolahan dan sajian makanannya," kata Suhartoko.

Menurut dia, penggunaan pangan lokal akan mendorong terjadinya efisiensi sehingga harga menjadi lebih murah, karena biaya logistik dan transportasi bisa ditekan.

"Sekali lagi, keinginan penggunaan bahan lokal bukan sekedar pembicaraan yang cepat berlalu namun butuh kemauan politik yang disertai tindakan nyata demi ketahanan pangan,"tegasnya.

D
Diapari Sibatangkayu
Penulis
  • Tag:
  • badan pangan nasional
  • sehat bergizi
  • pangan lokal

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE