Indonesia jadi Negara Awal yang Dapat Lampu Hijau dari AS! Siap Deal Besar Soal Tarif, Energi, dan Teknologi!
JAKARTA, GENVOICE.ID - Kerja sama Indonesia dan Amerika Serikat makin panas! Bukan panas karena konflik, tapi karena keduanya lagi serius ngobrolin deal gede-gedean soal tarif, perdagangan, dan investasi. Bahkan, Indonesia jadi salah satu negara pertama yang diajak ngobrol langsung sama AS terkait tarif resiprokal yang dulu diumumin Presiden Donald Trump.
"Indonesia ini merupakan salah satu negara yang diterima lebih awal," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers dari Washington, DC, yang disiarkan secara daring dari Jakarta, Jumat lalu.
Selain Indonesia, negara lain yang juga udah mulai ngobrol sama AS adalah Vietnam, Jepang, dan Italia. Tapi yang bikin bangga, Indonesia termasuk yang pertama!
Delegasi RI nggak cuma duduk manis nunggu, tapi aktif banget ketemu pejabat-pejabat AS, termasuk ngobrol langsung (meskipun online) sama Howard Lutnick, Secretary of Commerce AS.
Kabar baiknya, AS dan Indonesia udah sepakat buat menyelesaikan negosiasi soal tarif ini dalam waktu 60 hari ke depan. Dan yang lebih keren lagi, AS ngasih respon positif atas semua usulan dari Indonesia.
"Amerika Serikat menyatakan kesediaannya untuk menindaklanjuti pembahasan di tingkat teknis guna mencapai solusi yang konstruktif dan saling menguntungkan bagi kedua negara," lanjut Airlangga.
Nah, apa aja sih isi dari usulan Indonesia?
Pertama, Indonesia berjanji akan nambah pembelian energi dari AS. Mulai dari LPG, minyak mentah, sampai gasoline. Nggak cuma itu, RI juga tertarik buat beli produk pertanian AS seperti gandum, kedelai, dan susu kedelai.
Indonesia juga pengin tingkatin impor barang-barang modal dari AS dan bantu mempermudah bisnis perusahaan-perusahaan asal AS yang udah beroperasi di sini. Caranya? Lewat fasilitas izin dan insentif yang lebih ramah.
Tapi Indonesia juga nggak datang cuma buat belanja. RI nawarin kerja sama penting, seperti sektor mineral kritis dan prosedur impor produk hortikultura dari AS. Semua ini didorong supaya investasi bisa lebih fokus pada pola business to business, alias langsung antar pelaku usaha.
"Indonesia juga mendorong pentingnya perkuatan kerja sama di sektor pengembangan sumber daya manusia, antara lain untuk sektor pendidikan, sains, teknologi, engineering, matematika, ekonomi digital," ujar Airlangga.
Selain itu, Indonesia juga angkat isu layanan keuangan (financial services), yang ternyata bisa kasih keuntungan lebih buat pihak AS.
Intinya? Ini bukan sekadar negosiasi dagang biasa. Ini adalah peluang besar buat dua negara bikin hubungan dagang yang makin erat, saling support, dan tentunya saling untung!
0 Comments





- Bikin Penasaran! Ini 7 Alasan Kenapa Orang Bisa Nekat Selingkuh
- Vonis Makin Berat! Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Dihukum 13 Tahun Penjara
- Heboh! Modus Arisan Tipu-Tipu di Bekasi, Ratusan Orang Jadi Korban, Kerugian Capai Miliaran!
- Doa Saat Sahur yang Bisa Diamalkan agar Puasa Penuh Berkah!
- Viral! Willie Salim Masak 200 Kg Rendang di Palembang, Eh Malah Ludes Sebelum Matang!
- Manfaat Grapefruit untuk Kesehatan, Buah Segar yang Sering Disamakan dengan Jeruk Bali
- Seringai Umumkan Hiatus Usai Ricky Siahaan Wafat, Fans Langsung Geger: Masih Lanjut atau Bubar?
- Kisah Cinta Najwa Shihab dan Suami yang Jarang Terekspos, Pernah LDR hingga Mantap Nikah Muda!
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!