Dokter Kandungan di Garut Diduga Cabuli Pasien, KKI Turun Tangan!

JAKARTA, GENVOICE.ID - Kasus dugaan tindakan asusila oleh seorang dokter kandungan di Garut tengah menjadi sorotan.

Konsil Kesehatan Indonesia (KKI) resmi turun tangan dan melakukan pemeriksaan mendalam terhadap oknum dokter yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap pasiennya di sebuah klinik wilayah Garut Kota.

Ketua Majelis Disiplin Profesi KKI, Sundoyo, menjelaskan bahwa pemeriksaan ini merupakan tindak lanjut dari permohonan rekomendasi yang diajukan oleh penyidik Polres Garut, sebagaimana diatur dalam Pasal 308 Ayat 1 Undang-Undang Kesehatan.

Dalam aturan tersebut, penyidikan terhadap tenaga medis yang diduga melanggar hukum wajib disertai rekomendasi dari KKI.

"Kami sudah periksa dokter, pemilik klinik, dan tenaga medis lainnya yang terlibat dalam pelayanan kesehatan. Semua dimintai keterangan agar bisa mengetahui kronologi secara utuh," ujar Sundoyo, dikutip dari Antara pada Rabu, (16/4).

Pemeriksaan dilakukan mulai pukul 10.30 WIB hingga menjelang malam. Hasilnya akan dibahas dalam pleno Majelis Disiplin Profesi KKI untuk kemudian diterbitkan sebagai rekomendasi resmi kepada penyidik.

"Pleno akan segera digelar, dan rekomendasinya akan langsung kami kirimkan ke penyidik Polres Garut. Untuk sekarang belum bisa disampaikan ke publik karena masih dikaji bersama tim," tambahnya.

Ia juga memastikan bahwa dokter yang diperiksa bersikap kooperatif selama proses berlangsung. "Tidak ada kendala berarti, yang bersangkutan menjawab semua pertanyaan dengan terbuka," katanya.

Kasus ini bermula dari viral-nya rekaman CCTV yang memperlihatkan dugaan pelecehan seksual terhadap pasien oleh oknum dokter berinisial MSF.

Video tersebut menyebar luas di media sosial hingga mengundang perhatian publik. Dalam waktu kurang dari 24 jam setelah video itu mencuat, Polres Garut langsung mengamankan MSF dan melakukan pemeriksaan intensif.

Polisi juga telah memeriksa lokasi kejadian, mengumpulkan keterangan para saksi, dan menerima laporan langsung dari korban terkait dugaan pelecehan seksual di tempat layanan kesehatan tersebut.