Ujaran Kebencian di X Meningkat 50 Persen Setelah Akuisisi oleh Elon Musk Menurut Penelitian

JAKARTA, GENVOICE.ID - Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa ujaran kebencian di platform media sosial X meningkat sekitar 50 persen sejak diambil alih oleh Elon Musk. Peningkatan ini terjadi sejak sebelum akuisisi resmi dan terus berlanjut hingga Mei 2023.

Para peneliti dari California menemukan bahwa unggahan yang mengandung ujaran kebencian semakin banyak, terutama yang mengandung hinaan homofobik, transfobik, dan rasis. Selain itu, jumlah rata-rata "suka" pada unggahan semacam ini juga meningkat sebesar 70 persen. "Jumlah ujaran kebencian per minggu meningkat secara signifikan dibandingkan periode sebelum X diakuisisi," ujar para peneliti dalam pernyataan mereka.

Ujaran Kebencian di X Meningkat 50 Persen Setelah Akuisisi oleh Elon Musk Menurut Penelitian
- (Dok. Forbes).

Ujaran kebencian umumnya didefinisikan sebagai bentuk komunikasi yang menyerang individu atau kelompok berdasarkan karakteristik seperti ras, gender, atau orientasi seksual, dan berpotensi memicu ketegangan sosial. Penelitian sebelumnya juga menemukan peningkatan ujaran kebencian segera setelah Musk membeli X pada Oktober 2022. Namun, penelitian terbaru mengonfirmasi bahwa tren tersebut terus berlanjut selama kepemimpinannya hingga ia mengundurkan diri sebagai CEO pada Juni 2023.

Selain meningkatnya ujaran kebencian, penelitian ini juga menyoroti bahwa jumlah akun bot dan akun palsu tidak berkurang meskipun Musk berjanji untuk membersihkan platform dari akun-akun tersebut. "Alih-alih berkurang, akun-akun tidak autentik tampaknya justru meningkat," ungkap laporan tersebut. Tahun lalu, Musk sempat mengumumkan rencana penghapusan akun-akun bot dan troll yang melanggar aturan platform, tetapi laporan dari Rest of World menemukan bahwa X gagal menghapus akun-akun yang terlibat dalam operasi propaganda.

Pihak X belum memberikan tanggapan resmi terkait temuan penelitian ini. Para peneliti menyatakan bahwa mereka tidak dapat menyimpulkan secara pasti apakah kepemimpinan Musk secara langsung menyebabkan lonjakan ujaran kebencian di platform tersebut. Namun, mereka menekankan perlunya kebijakan moderasi konten yang lebih ketat untuk menekan penyebaran ujaran kebencian.

Para peneliti juga menyoroti bahwa ujaran kebencian di media sosial sering kali berdampak pada dunia nyata, termasuk meningkatnya kejahatan bermotif kebencian. Selain itu, keberadaan bot yang tidak terkendali dapat memperparah penyebaran misinformasi yang berpotensi mengganggu pemilu atau kampanye kesehatan masyarakat. "Kebijakan untuk mengurangi paparan terhadap konten berbahaya tampaknya masih belum cukup efektif," kata laporan tersebut.

D
Daniel R
Penulis
  • Tag:
  • Techno
  • Sosial Media
  • Elon Musk

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE