Menlu Abbas Araqchi Akui Serangan AS Bikin Situs Nuklir Iran Rusak Parah

WASHINGTON - Klaim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebut serangan 22 Juni 2025 telah menghancurkan fasilitas nuklir Iran tetap menyisakan tanda tanya.

Departemen Pertahan AS di Pentagon, Rabu (2/7), kembali menegaskan serangan AS pada 10 hari lalu telah menurunkan program nuklir Iran hingga dua tahun. Hal itu menunjukkan operasi militer kemungkinan mencapai tujuannya meskipun penilaian awal yang jauh lebih hati-hati telah bocor ke publik.

 Menlu Abbas Araqchi Akui Serangan AS Bikin Situs Nuklir Iran Rusak Parah
- (Dok. istimewa).

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, membenarkan serangan terhadap situs nuklir Fordow menyebabkan kerusakan parah namun tetap dengan kalimat bersayap. "Tidak seorang pun tahu persis apa yang terjadi di Fordow. Meski begitu, yang kami ketahui sejauh ini adalah fasilitas-fasilitas tersebut telah rusak parah," kata Araqchi dalam wawancara yang disiarkan CBS News, Selasa (1/7).

Juru bicara Pentagon, Sean Parnell, dalam sebuah pengarahan kepada wartawan mengatakan perkiraan resmi mengatakan bahwa kerusakan fasilitas nuklir tersebut membuat Iran membutuhkan waktu mungkin mendekati dua tahun untuk memulihkannya.

"Kami telah menurunkan program mereka satu hingga dua tahun, setidaknya penilaian intelijen di dalam Departemen (Pertahanan) menilai hal itu," kata Parnell dalam jumpa pers.

Pesawat pengebom militer AS melakukan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni menggunakan lebih dari selusin bom penghancur bunker seberat 13.600 kilogram dan lebih dari dua lusin rudal jelajah serang darat Tomahawk.

Perkembangan intelijen AS tentang dampak serangan itu diawasi dengan ketat, setelah Presiden Donald Trump mengatakan segera setelah serangan itu terjadi bahwa program Iran telah dihancurkan, bahasa yang digaungkan oleh Parnell pada pengarahan hari Rabu.

Kesimpulan seperti itu seringkali membutuhkan waktu berminggu-minggu atau lebih bagi komunitas intelijen AS untuk menentukannya.

"Semua informasi intelijen yang kami lihat telah membuat kami percaya bahwa fasilitas-fasilitas Iran khususnya, telah dihancurkan sepenuhnya," kata Parnell.

Selama akhir pekan, kepala pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa, Rafael Grossi, mengatakan bahwa Iran dapat memproduksi uranium yang diperkaya dalam beberapa bulan, menimbulkan keraguan tentang seberapa efektif serangan AS untuk menghancurkan program nuklir Teheran.

Rusak Parah

Beberapa ahli juga telah memperingatkan bahwa Iran kemungkinan telah memindahkan persediaan uranium yang diperkaya tingkat tinggi yang mendekati tingkat senjata dari lokasi Fordow yang terkubur dalam sebelum serangan dan dapat menyembunyikannya.

Namun Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth mengatakan minggu lalu bahwa ia tidak mengetahui adanya informasi intelijen yang menunjukkan Iran telah memindahkan uranium yang diperkaya tinggi untuk melindunginya dari serangan AS.

Penilaian awal minggu lalu dari Badan Intelijen Pertahanan menunjukkan bahwa serangan itu mungkin hanya memperlambat program nuklir Iran selama beberapa bulan. Namun, pejabat pemerintahan Trump mengatakan bahwa penilaian itu kurang meyakinkan dan telah dikalahkan oleh intelijen yang menunjukkan program nuklir Iran rusak parah.

D
Diapari Sibatangkayu
Penulis
  • Tag:
  • pentagon
  • Donald Trump
  • program nuklir
  • laporan intelijen

1 Comments

P

pengamat

04 Jul 2025
Cepat atau lambat Iran akan sukses membuat senjata nuklir, dan akan menaruhnya sbg hulu ledak di rudal jelajah hipersoniknya.
Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE