Rahasia Investasi Raditya Dika dalam Mengelola Keuangan

JAKARTA, GENVOICE.ID - Raditya Dika dikenal sebagai figur yang sukses di dunia hiburan dan industri kreatif. Ia berkiprah sebagai youtuber, komika, penulis, content writer, hingga aktor.

Dengan berbagai aktivitas yang dijalaninya, Raditya memiliki beberapa sumber penghasilan. Lantas, bagaimana cara dia mengelola investasinya?

Salah satu strategi yang ia jalankan adalah menciptakan banyak aliran pendapatan. Sebagai seorang storyteller, Raditya memiliki berbagai sumber pemasukan, mulai dari menulis skenario, menjadi komika, hingga menjalankan proyek kreatif lainnya.

Selain itu, ia juga mengandalkan pendapatan pasif seperti penghasilan dari adsense konten media sosialnya, royalti buku, serta bayaran dari iklan, sponsorship, dan keterlibatannya sebagai talent.

Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Ternak Uang, Raditya Dika membagikan strategi pengelolaan keuangannya. Awalnya, ia memilih deposito sebagai instrumen investasi pertamanya karena dinilai sebagai pilihan paling aman.

Seiring waktu, ia mulai merambah investasi lain seperti reksadana, pasar uang, hingga saham individual. "Saat ini, semua jenis investasi yang gue jalani masih tetap berjalan beriringan," ungkapnya.

Menariknya, Raditya Dika bukan tipe orang yang gemar menghamburkan uang untuk barang-barang mewah. Ia mengaku tidak terlalu tertarik membeli barang mahal meskipun secara finansial mampu.

"Kalau ada barang mewah di rumah, biasanya itu hadiah dari Annisa (istrinya). Tapi gue sendiri nggak terlalu suka. Gue lebih suka menghabiskan uang untuk pengalaman, seperti makan atau liburan bareng keluarga," tuturnya.

Meskipun memiliki berbagai investasi, Raditya mengakui bahwa ia tidak terlalu sering memantau pergerakannya karena kesibukan pekerjaan.

Namun, beberapa waktu kemudian, ia terkejut ketika menyadari bahwa saldo investasinya sudah mencapai Rp1 miliar. Dari situ, ia semakin memahami pentingnya pengelolaan keuangan dan mulai mencari cara agar asetnya terus bertumbuh.

Bagi Raditya, kemewahan sejati bukanlah kepemilikan barang dengan merek terkenal, melainkan kebersamaan dengan orang-orang terdekat. Ia menekankan bahwa tujuan akhir dari pengelolaan keuangan bukan hanya untuk menambah kekayaan, tetapi untuk mendapatkan kebebasan waktu di masa tua.