Nilai Rupiah RI Menguat Usai Trump Longgarkan Tarif Elektronik

JAKARTA, GENVOICE.ID - Rupiah pagi ini kembali unjuk gigi. Nilai tukar mata uang Garuda terhadap dolar AS menguat tipis ke level Rp16.787 per dolar AS, naik 9 poin dari posisi sebelumnya. Penguatan ini terjadi di tengah sentimen global yang sedang sedikit lebih ramah, terutama dari arah Amerika Serikat.

Apa yang terjadi? Presiden AS Donald Trump, yang biasanya dikenal dengan sikap keras terhadap perdagangan global, kali ini justru "melunak". Ia memutuskan untuk mengecualikan sekitar 20 jenis produk elektronik dari pengenaan tarif resiprokal. Artinya, barang-barang seperti smartphone, laptop, chip semikonduktor, hingga router tak akan lagi dikenai bea tambahan dari AS.

"Indeks saham Asia tempat produsen elektronik terlihat menguat pagi ini. Ini juga akan membantu penguatan rupiah hari ini," ujar Ariston Tjendra, Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, kepada ANTARA, Senin, (14/4).

Nggak cuma itu, indeks dolar AS juga sedang melemah, bahkan turun ke bawah level 100, angka yang belum tersentuh sejak Juli 2023. Penyebabnya karena investor mulai waswas bahwa tarif-tarif tinggi ala Trump justru bakal menyakiti ekonomi dan pasar finansial AS sendiri.

Namun, Ariston tetap mengingatkan bahwa pasar finansial selalu penuh drama. "Pasar sangat dinamis, perubahan arah bisa kapan pun terjadi dalam waktu singkat. Jadi, pasar akan merespon setiap perubahan dengan hati-hati," jelasnya.

Dengan kondisi ini, rupiah berpeluang terus menguat mendekati level support di Rp16.700 per dolar AS, meski tetap ada potensi tertekan lagi di kisaran Rp16.800.

Intinya kalau Trump lagi kalem, rupiah pun senang. Tapi tetap waspada, karena arah angin bisa berubah kapan saja Gen!