Resmi! Istilah Gaul 'Mokel' Telah Masuk KBBI

JAKARTA, GENVOICE.ID - Setiap bulan puasa, media sosial selalu ramai dengan satu kata yang muncul dalam nada bercanda tapi penuh makna, yaitu 'mokel'. Istilah ini bukan barang baru, ia telah akrab di telinga anak muda sejak bertahun-tahun lalu. Namun kini, keberadaannya tidak lagi sebatas candaan di linimasa. Kata mokel telah resmi masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Versi daring KBBI edisi terbaru mencatat mokel sebagai kata tidak baku yang merujuk pada tindakan makan atau minum sebelum waktu berbuka puasa. Definisi ini mungkin terdengar sederhana, tapi latar belakang budayanya jauh lebih kaya.

Berakar dari bahasa Jawa, mokel berasal dari kata mokèl yang artinya kurang lebih sama. Dalam percakapan sehari-hari di Jawa Timur atau Jawa Tengah, kata ini sudah biasa digunakan. Namun baru dalam beberapa tahun terakhir, terutama lewat peran media sosial, mokel menyebar ke penjuru Indonesia, menjelma jadi bahasa kolektif yang dimengerti lintas daerah dan generasi.

Yang menarik, istilah ini membawa dua sisi: lucu dan serius. Di satu sisi, mokel menjadi bahan meme, konten humor, bahkan dagelan Ramadan. Tapi di sisi lain, ia mencerminkan sebuah pelanggaran dalam konteks ibadah, membatalkan puasa secara diam-diam. Ada ironi di sana, dan mungkin itu yang membuat kata ini begitu hidup dan bertahan.

Masuknya mokel ke dalam KBBI bukan sekadar legalisasi istilah gaul. Ini adalah bagian dari dinamika bahasa yang terus bergerak. Bahasa Indonesia tak lagi eksklusif pada kosakata resmi dan baku; ia membuka ruang bagi kata-kata yang lahir dari budaya populer dan pengalaman sosial sehari-hari.

Tak perlu heran jika suatu saat nanti kita melihat lebih banyak istilah serupa masuk ke dalam kamus. KBBI bukan hanya tentang tata bahasa, tapi juga tentang mencatat sejarah lisan dan kebiasaan masyarakat Indonesia.