Kejagung Periksa Pihak Google Soal Kasus Korupsi Chromebook di Kemendikbudristek

JAKARTA, GENVOICE.ID- Kejaksaan Agung (Kejagung) mulai memeriksa pihak Google dalam penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada periode 2019-2022.

Hari ini, Rabu (2/7), salah satu perwakilan Google Indonesia dengan inisial GSM, yang menjabat sebagai Strategic Partner Manager ChromeOS Indonesia, hadir sebagai saksi di Gedung Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Kejagung.

"Info dari penyidik, (saksi) sudah hadir, GSM selaku Strategic Partner Manager ChromeOS Indonesia," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar, dikutip dari Antara, Rabu (2/7).

Kasus ini berawal dari dugaan bahwa ada pemufakatan jahat dalam proses pengadaan laptop untuk kebutuhan pendidikan berbasis teknologi, yang diarahkan agar menggunakan sistem operasi Chrome (ChromeOS). Padahal, menurut Harli, hasil uji coba 1.000 unit Chromebook oleh Pustekom Kemendikbudristek pada 2019 menyatakan perangkat tersebut tidak efektif digunakan di lapangan.

"Supaya diarahkan pada penggunaan laptop yang berbasis pada sistem operasi Chrome," jelas Harli.

Kondisi ini membuat penyidik menduga ada intervensi atau pengkondisian agar pengadaan diarahkan ke produk tertentu.

Anggaran Fantastis: Hampir Rp10 Triliun

Tak main-main, pengadaan laptop ini melibatkan anggaran besar. Total dana yang dihabiskan mencapai sekitar Rp9,98 triliun.

Angka itu terdiri atas:

• Rp3,58 triliun dari Dana Satuan Pendidikan (DSP)

• Rp6,39 triliun dari Dana Alokasi Khusus (DAK)

Kejagung kini fokus menggali kemungkinan adanya pelanggaran hukum, termasuk indikasi korupsi, kolusi, dan pengadaan yang tidak sesuai kebutuhan.