Ini Hal yang Harus Diketahui Orang Tua untuk Cegah Anak Lakukan Pernikahan Dini!

Genvoice.id | 28 May 2025

JAKARTA, GENVOICE.ID - Kasus pernikahan anak kembali jadi sorotan setelah viralnya pernikahan remaja di Lombok. Menanggapi fenomena ini, psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Phoebe Ramadina, M.Psi., Psikolog, menegaskan bahwa orang tua memegang peran krusial dalam mencegah pernikahan dini.

Phoebe menyampaikan bahwa pernikahan bukan sekadar keputusan emosional, melainkan butuh kematangan psikologis dan kesiapan finansial. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk terus mengedukasi anak tentang arti pentingnya kesiapan hidup berkeluarga.

"Orang tua harus membangun komunikasi terbuka dan empatik," ujar Phoebe. Dengan begitu, anak merasa nyaman untuk membicarakan tekanan sosial yang mungkin mendorongnya ingin segera menikah. Orang tua pun dapat memberikan sudut pandang yang lebih rasional sebelum anak mengambil keputusan besar dalam hidupnya.

Phoebe juga menekankan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini, yang disesuaikan dengan usia anak. Hal ini, menurutnya, menjadi langkah preventif yang sangat efektif.

"Dalam banyak kasus, pernikahan dini justru dianggap sebagai solusi dari kehamilan yang tidak direncanakan. Padahal ini bisa dicegah dengan pendidikan seksual yang komprehensif dan dimulai dari keluarga," katanya.

Jika orang tua merasa kewalahan atau menemukan tanda-tanda bahwa anaknya ingin menikah karena alasan impulsif, layanan konseling keluarga bisa menjadi jalan keluar.

"Keluarga tidak harus menghadapi ini sendirian. Profesional bisa membantu keluarga memperkuat perannya sebagai sistem dukungan utama bagi anak," lanjut psikolog yang kini berpraktik di lembaga konsultasi psikologi Personal Growth itu.

Ia pun menutup dengan seruan tegas, "Dengan pendekatan edukatif, suportif, dan kolaboratif, keluarga dapat menjadi garda terdepan dalam mencegah pernikahan dini."