Fenomena ‘Balas Dendam’ Kuliner Saat Lebaran, Benarkah Berbahaya?

Genvoice.id | 28 Mar 2025

JAKARTA, GENVOICE.ID - Setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa, momen Lebaran sering kali menjadi ajang melepas rindu dengan berbagai hidangan lezat. Mulai dari ketupat, opor ayam, rendang, hingga kue kering, semua tersaji melimpah di meja makan. Namun, kebiasaan makan secara berlebihan setelah berpuasa sebulan penuh, yang sering disebut sebagai "balas dendam" kuliner, bisa membawa dampak bagi kesehatan. Apakah fenomena ini benar-benar berbahaya?

Secara fisiologis, tubuh telah beradaptasi dengan pola makan yang lebih terbatas selama bulan Ramadan. Saluran pencernaan bekerja dengan ritme yang berbeda, di mana produksi enzim pencernaan dan metabolisme tubuh mengalami perubahan. Ketika tiba-tiba menerima asupan makanan dalam jumlah besar dan kaya lemak, tubuh bisa mengalami gangguan, mulai dari perut kembung, gangguan pencernaan, hingga lonjakan kadar gula darah.

Makanan khas Lebaran umumnya tinggi lemak, santan, dan gula, yang bisa memicu lonjakan kolesterol dan tekanan darah. Konsumsi berlebihan makanan seperti rendang, opor ayam, dan sambal goreng hati dapat meningkatkan risiko gangguan jantung dan tekanan darah tinggi, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat hipertensi atau penyakit jantung. Begitu juga dengan kue kering yang tinggi gula dan tepung, yang bisa memengaruhi kadar gula darah secara drastis.

Selain itu, pola makan yang tidak terkontrol bisa menyebabkan lonjakan berat badan dalam waktu singkat. Setelah sebulan mengalami defisit kalori akibat puasa, tubuh cenderung menyimpan lemak lebih cepat jika konsumsi makanan berlebih tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup. Fenomena ini sering disebut sebagai "rebound effect", di mana berat badan justru meningkat drastis setelah puasa karena pola makan yang tidak terjaga saat Lebaran.

Meski demikian, bukan berarti semua hidangan Lebaran harus dihindari. Kuncinya adalah keseimbangan. Mengontrol porsi makan, memilih makanan dengan komposisi gizi seimbang, serta tetap aktif bergerak setelah makan dapat membantu tubuh beradaptasi lebih baik. Mengurangi konsumsi makanan bersantan dan manis, serta memperbanyak asupan sayur dan buah, juga bisa membantu menjaga kesehatan pencernaan dan metabolisme tubuh.

Lebaran memang momen spesial untuk menikmati makanan bersama keluarga, tetapi kesadaran akan pola makan yang sehat tetap perlu diperhatikan. Menikmati hidangan khas Lebaran dengan bijak tidak hanya menjaga kesehatan, tetapi juga memastikan tubuh tetap bugar setelah hari raya.