Fitur AI OpenAI Picu Kontroversi Hak Cipta dengan Gaya Studio Ghibli
JAKARTA, GENVOICE.ID - Peluncuran fitur terbaru generator gambar AI dari OpenAI memicu perdebatan hak cipta setelah media sosial dibanjiri gambar AI bergaya "Studio Ghibli". Hanya dalam sehari setelah dirilis, banyak pengguna yang mulai membuat ilustrasi bergaya animasi khas studio Jepang tersebut.
Gambar-gambar yang dihasilkan menampilkan berbagai tokoh terkenal, seperti versi "Studio Ghibli" dari Elon Musk, "The Lord of the Rings," dan Donald Trump. Bahkan, CEO OpenAI Sam Altman tampaknya menggunakan gambar bergaya "Studio Ghibli" sebagai foto profilnya.
Fitur ini memungkinkan pengguna mengunggah gambar dan meminta AI untuk mengubahnya ke dalam berbagai gaya seni. Kemampuannya untuk mereplikasi gaya tertentu dengan mudah menimbulkan kekhawatiran, terutama karena peluncuran fitur ini berdekatan dengan rilis model AI baru dari Google, Gemini Flash, yang sebelumnya menuai kontroversi setelah digunakan untuk menghapus watermark dari gambar.
Kemudahan AI dalam meniru gaya seni memunculkan pertanyaan hukum yang semakin relevan di tengah perkembangan teknologi generatif. Apakah melatih AI dengan karya berhak cipta tanpa izin merupakan pelanggaran? Menurut Evan Brown, pengacara hak kekayaan intelektual dari firma hukum Neal & McDevitt, teknologi seperti generator gambar GPT-4o saat ini berada dalam zona abu-abu hukum.
Gaya seni tidak secara eksplisit dilindungi hak cipta, sehingga OpenAI tidak dianggap melanggar hukum hanya dengan menghasilkan gambar yang menyerupai film "My Neighbor Totoro" atau "Spirited Away."
Namun, ada dugaan bahwa OpenAI melatih model AI mereka menggunakan ribuan frame dari film "Studio Ghibli." Jika benar, hal ini bisa memicu perdebatan lebih lanjut mengenai apakah praktik tersebut dapat dianggap sebagai penggunaan wajar (fair use) atau justru merupakan pelanggaran hak cipta.
Beberapa pengadilan masih menimbang keputusan terkait kasus ini. "Ini adalah pertanyaan besar yang masih belum terjawab," kata Brown. "Apa implikasi hukum dari mengumpulkan data dari internet dan memasukkannya ke dalam sistem AI?"
Saat ini, The New York Times dan beberapa penerbit lainnya menggugat OpenAI karena diduga melatih model AI mereka menggunakan konten berhak cipta tanpa izin. Gugatan serupa juga diajukan terhadap Meta dan startup Midjourney.
Dalam pernyataan kepada TechCrunch, OpenAI menyebutkan bahwa ChatGPT tidak akan meniru gaya individu seniman yang masih hidup, tetapi tetap mengizinkan AI untuk mereplikasi gaya khas studio tertentu. Namun, banyak gaya khas studio yang diciptakan oleh seniman spesifik yang masih aktif berkarya, seperti Hayao Miyazaki, salah satu pendiri "Studio Ghibli."
Selain gaya "Studio Ghibli," pengguna juga telah menghasilkan gambar AI dalam gaya Dr. Seuss dan Pixar. Bahkan, ada yang mengubah foto pernikahan mereka menjadi animasi ala "Toy Story" menggunakan fitur ini.
Hasil pengujian terhadap beberapa generator gambar AI, termasuk Google Gemini, xAI Grok, dan Playground.ai, menunjukkan bahwa model baru OpenAI menghasilkan gambar paling mirip dengan gaya animasi "Studio Ghibli."
Fitur AI terbaru dari OpenAI dan Google menandai kemajuan besar dalam teknologi generatif dan telah meningkatkan jumlah pengguna. OpenAI bahkan harus menunda akses fitur ini untuk pengguna gratis karena lonjakan permintaan.
Namun, keputusan akhir mengenai legalitasnya masih menunggu putusan pengadilan, yang akan menentukan apakah AI dapat terus berkembang tanpa melanggar hak cipta seniman dan studio kreatif.
Artikel Terkait
Artikel terkait tidak ditemukan.