Api Melahap Puluhan Ribu Hektar di Korea Selatan, Ini Penyebabnya
JAKARTA, GENVOICE.ID - Kebakaran hutan terbesar dalam sejarah Korea Selatan telah menghanguskan lebih dari 88.000 hektar lahan, menghancurkan ratusan bangunan, dan menewaskan sedikitnya 26 orang. Api yang mulai berkobar sejak Jumat lalu terus menyebar dengan cepat, didorong oleh angin kencang dan kondisi kering yang ekstrem.
Mengutip dari New York Times, Kamis (27/3), pihak berwenang setempat mengidentifikasi beberapa faktor utama yang menyebabkan kebakaran ini menyebar dengan begitu cepat. Salah satunya adalah cuaca yang sangat kering, dengan wilayah terdampak hanya menerima setengah dari rata-rata curah hujan musiman. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang mudah terbakar, memungkinkan api menjalar dengan cepat ke berbagai area.
Selain itu, angin kencang yang melanda wilayah tersebut turut memperburuk situasi. Kecepatan angin yang tinggi membuat kobaran api sulit dikendalikan dan mempercepat penyebarannya ke daerah baru, termasuk pemukiman penduduk dan situs bersejarah.
Beberapa kebakaran juga diduga disebabkan oleh kelalaian manusia. Pihak berwenang setempat menyatakan bahwa api pertama kali muncul di beberapa lokasi berbeda, termasuk dari percikan mesin pemotong rumput yang digunakan seorang petani. Selain itu, ada laporan bahwa api juga dipicu oleh percikan saat pekerjaan pengelasan dan aktivitas lainnya yang melibatkan sumber panas.
Upaya pemadaman masih terus dilakukan dengan mengerahkan lebih dari 9.000 petugas serta sekitar 120 helikopter. Namun, kondisi cuaca yang tidak mendukung menyulitkan proses pengendalian api. Badan Meteorologi Korea memperkirakan akan ada sedikit hujan dalam beberapa hari ke depan, tetapi curah hujan yang rendah kemungkinan tidak akan cukup untuk membantu memadamkan kebakaran secara signifikan.
Pemerintah Korea Selatan menyebut kebakaran ini sebagai bencana nasional dan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko kebakaran, terutama di musim kering. Para ahli memperingatkan bahwa perubahan iklim dapat meningkatkan frekuensi dan intensitas kebakaran hutan di masa mendatang, sehingga langkah-langkah pencegahan dan mitigasi perlu diperkuat untuk menghindari bencana serupa.