Bengkulu Waspada! Kasus DBD Naik Drastis Hingga Dua Remaja Meninggal Dunia
JAKARTA, GENVOICE.ID - Pemerintah Kota Bengkulu melalui Dinas Kesehatan mencatat adanya peningkatan signifikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal tahun.
Dilansir dari Antara, hingga pertengahan Mei 2025, total 148 warga Kota Bengkulu telah terinfeksi penyakit yang disebabkan oleh virus dengue tersebut. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Joni Haryadi Thabrani, dalam keterangan resminya pada Senin.
Dari seluruh kasus yang tercatat, dua di antaranya berujung pada kematian. Kedua korban tersebut diketahui merupakan saudara kandung dan meninggal dunia dalam waktu yang berdekatan, hanya terpaut satu minggu. Hasil penyelidikan epidemiologi menunjukkan bahwa salah satu korban, yakni sang adik, telah terkonfirmasi positif DBD. Tidak ditemukan adanya riwayat kunjungan dari luar daerah, sehingga Dinas Kesehatan menyimpulkan bahwa sumber penularan berasal dari lingkungan sekitar tempat tinggal korban.
Menanggapi temuan tersebut, pihak Dinkes segera melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap anggota keluarga korban lainnya, yang seluruhnya menunjukkan hasil negatif. Selain itu, dilakukan juga tindakan pengasapan atau fogging di lingkungan tempat tinggal korban guna membasmi nyamuk Aedes aegypti yang menjadi vektor penular DBD.
Meningkatnya jumlah kasus ini mendorong Dinas Kesehatan Kota Bengkulu untuk kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Joni mengimbau agar warga rutin membersihkan wadah-wadah yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, seperti ember, pot bunga, atau barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan. Menurutnya, peran aktif masyarakat menjadi kunci utama dalam menekan penyebaran DBD.
Ia juga mengingatkan agar setiap warga yang mengalami gejala demam tinggi disertai tanda-tanda lain yang mengarah pada DBD segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Jika hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan positif DBD, warga diharapkan segera melaporkan kepada puskesmas terdekat agar petugas kesehatan dapat melakukan penelusuran lanjutan dan tindakan pencegahan di sekitar lokasi.
Lebih lanjut, Joni menjelaskan bahwa kondisi cuaca saat ini yang tidak menentu, dengan hujan yang diselingi panas dan lembap, turut mempercepat perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD. Oleh karena itu, pihaknya terus menggencarkan sosialisasi di tingkat puskesmas untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, terutama selama musim hujan.
Menurut Joni, upaya kolektif antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan agar kasus DBD tidak terus meningkat. Ia menekankan bahwa pencegahan jauh lebih efektif dibandingkan pengobatan. Dengan menjaga kebersihan lingkungan, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi secara berkala, dan membuang barang bekas yang dapat menampung air, masyarakat bisa berperan aktif dalam memutus rantai penyebaran penyakit tersebut.