Iran Siap Bangkitkan Program Nuklir Usai Serangan Bertubi-tubi

Genvoice.id | 25 Jun 2025

JAKARTA, GENVOICE.ID - Iran menyatakan komitmennya untuk memulihkan fasilitas nuklirnya yang rusak parah akibat serangkaian serangan udara dari Israel dan Amerika Serikat. Kepala Badan Energi Atom Iran, Mohammad Eslami, menegaskan bahwa pemerintah sudah menyiapkan langkah-langkah pemulihan agar aktivitas nuklir tidak terhenti. Menurutnya, Teheran memang sudah mengantisipasi kemungkinan serangan dan kini tengah menilai tingkat kerusakan yang terjadi.

Selama hampir dua pekan sejak pertengahan Juni, Israel melancarkan serangan intensif terhadap berbagai target strategis Iran. Serangan itu diperkuat oleh Amerika Serikat pada Minggu dini hari lalu, saat pasukan AS menjatuhkan bom penghancur bunker ke tiga fasilitas nuklir Iran. Target utamanya meliputi situs pengayaan uranium dan pusat riset yang terkait langsung dengan program nuklir negara tersebut.

Washington dan Tel Aviv mengklaim bahwa serangan itu berhasil menghambat upaya Iran dalam mengembangkan senjata nuklir. Namun, belum ada kejelasan apakah keberhasilan itu bersifat permanen atau hanya menunda langkah Teheran beberapa bulan.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan gencatan senjata beberapa jam setelah serangan besar itu. Namun ketegangan belum sepenuhnya mereda. Tak lama setelah pengumuman gencatan, dua rudal dilaporkan meluncur ke wilayah Israel bagian utara. Meski Iran membantah sebagai pelakunya, pemerintah Israel langsung menuduh Teheran melanggar kesepakatan dan berjanji akan membalas.

Di tengah situasi yang belum stabil, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, mengajukan permintaan pertemuan kepada Menteri Luar Negeri Iran. Ia mengajak Iran kembali bekerja sama dengan badan pengawas nuklir tersebut demi membuka jalur diplomatik yang dapat menyelesaikan konflik panjang soal ambisi nuklir negara itu.

Dukungan terhadap gencatan senjata juga datang dari Prancis. Pemerintah Prancis menyambut positif inisiatif damai dan meminta seluruh pihak menghentikan kekerasan. Mereka menegaskan bahwa Iran tidak boleh mengembangkan senjata nuklir dan mendesak Teheran agar segera kembali ke jalur perundingan, terutama dalam hal program nuklir, rudal balistik, serta aktivitas yang dianggap mengganggu stabilitas kawasan.

Sementara itu, pemerintah Israel menegaskan bahwa operasi militer yang mereka lakukan bertujuan untuk menghilangkan ancaman terhadap keberadaan negara mereka. Mereka mengklaim telah menghancurkan sejumlah fasilitas penting Iran, membunuh beberapa ilmuwan nuklir dan komandan militer, serta melemahkan infrastruktur misil balistik.

Iran, di sisi lain, menyebut bahwa pihaknya tidak pernah berniat membuat senjata nuklir. Namun dunia internasional tetap curiga, karena Teheran telah memperkaya uranium ke tingkat yang tak memiliki manfaat sipil, menolak inspeksi dari badan internasional, dan terus memperluas jangkauan rudal mereka.

Dalam serangan balasan terhadap Israel, Iran disebut meluncurkan lebih dari 500 rudal balistik dan seribu drone. Serangan itu menyebabkan sedikitnya 28 korban jiwa dan melukai ribuan orang di Israel. Beberapa rudal menghantam permukiman padat, kampus, dan rumah sakit, menyebabkan kerusakan besar.

Meskipun gencatan senjata masih berlangsung secara resmi, ketegangan dan potensi konflik ulang tetap membayangi kawasan tersebut. Iran tampaknya belum mau mundur dari ambisinya, sementara Israel bersiap untuk menghadapi segala kemungkinan.