Netflix Ajak Penggemar Merasakan Kengerian Prom 80-an di Serial ‘Fear Street: Prom Queen'
JAKARTA, GENVOICE.ID - Netflix memberikan penggemar Fear Street pengalaman prom yang tak terlupakan, membenamkan mereka dalam nostalgia sekolah menengah yang penuh ketegangan dan kengerian nyata. Fear Street: Prom Queen, film keempat dalam seri slasher yang diadaptasi dari buku karya R.L. Stine, mulai tayang pada Jumat lalu, dan segera membawa penonton kembali ke tahun 1988, tempat di mana misteri mengerikan muncul di balik hilangnya beberapa gadis dari kelompok populer di Shadyside High.
Dilansir dari The Hollywood Reporter, Netflix tidak hanya menawarkan pengalaman menonton film yang mencekam, tetapi juga menciptakan pengalaman prom yang benar-benar menakutkan bagi para penggemar. Dari 17 hingga 19 Mei, para pengunjung yang datang ke Fonda Theatre, Los Angeles, dibawa ke dalam suasana prom yang menyeramkan, di mana mereka bisa mengeksplorasi versi gymnasium, loker, kamar mandi perempuan, dan berbagai lokasi lain yang benar-benar membawa kehidupan sekolah menengah pada tahun 1988 yang mencekam.
Pada 18 Mei, Matt Palmer, penulis sekaligus sutradara film ini, hadir bersama para pemeran, termasuk India Fowler, Suzanna Son, David Iacono, dan lainnya, untuk merayakan Shadyside High Senior Prom '88, sebuah pengalaman interaktif yang benar-benar membuat pengunjung merasakan ketegangan dan keseruan film tersebut secara langsung.
Jonathan Helfgot, wakil presiden pemasaran film Netflix, mengungkapkan bahwa tujuan utama dari pengalaman ini adalah untuk menghadirkan elemen-elemen yang disukai oleh penggemar Fear Street dalam kehidupan nyata.
"Kami ingin pengalaman ini mencerminkan semua hal yang dicintai penggemar dari film ini, teror melompat, memecahkan misteri, dan kesenangan yang tiada henti," kata Helfgot.
Setiap film dalam seri Fear Street mengambil latar waktu yang berbeda, dan dengan latar 1980-an, Prom Queen sangat cocok untuk acara throwback ini.
Helfgot menambahkan, "Kami dengan cermat menciptakan kembali Shadyside High pada tahun 1988 agar penggemar bisa sepenuhnya terbenam dalam dunia cerita ini. Hasilnya? Magis. Baik itu ikut bersorak dalam pertandingan dansa dadakan atau dihukum oleh guru yang ketat, semua orang menyukai berada di sekolah menengah tahun 80-an untuk satu malam, bahkan para penggemar yang terkejar-kejar pembunuh dengan kapak di ruang penjaga sekolah."
Pengalaman ini bukan hanya tentang nostalgia, tetapi juga tentang membawa ketegangan dari film ke dalam kehidupan nyata, memicu teriakan dan tawa dari pengunjung yang merasa terhubung langsung dengan cerita di layar. Netflix berhasil menciptakan sebuah malam yang penuh kejutan, ketakutan, dan tentu saja, kenangan yang tak akan terlupakan.
Artikel Terkait
Artikel terkait tidak ditemukan.