Selat Hormuz Tutup, BBM Terancam Naik! Indonesia Harus Siap-siap?
JAKARTA, GENVOICE.ID - Penutupan Selat Hormuz bikin heboh dunia, Gen!
Jalur laut strategis yang jadi pintu keluar masuknya hampir 20% pasokan minyak dunia ini kini tak bisa dilalui sementara waktu.
Dampaknya? Sudah bisa ditebak ya, harga minyak global mulai merangkak naik, dan Indonesia juga bisa kena imbasnya.
Indonesia turut terkena imbasnya
Memang, Indonesia bukan pembeli utama minyak dari Timur Tengah, jadi dampaknya nggak langsung terasa.
Tapi karena pasar energi saling terhubung, harga minyak dunia yang naik pasti ikut dorong harga BBM di sini, terutama yang non-subsidi seperti Pertamax, Turbo, sampai Dexlite.
Meski kita impor dari banyak sumber, sebagian tetap datang dari negara Teluk karena harganya yang bersaing.
Lalu, bagaimana sikap Indonesia?
Biasanya, pemerintah merespons kenaikan harga minyak dunia dengan dua langkah:
- Menyesuaikan harga BBM non-subsidi seperti Pertamax secara berkala.
- Menjaga harga BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar tetap stabil, meski selisih harganya ditutup pakai anggaran negara.
Tapi kalau harga minyak terus melonjak dalam waktu lama, APBN bisa kewalahan juga, ya, Gen. Jadi, nggak menutup kemungkinan harga BBM non-subsidi bakal naik lagi.
Solusinya Gimana?
Untuk jangka pendek, Indonesia bisa cari jalur dan sumber impor baru, nggak melulu dari Timur Tengah, nih Gen.
Sementara untuk jangka panjang, kita perlu serius investasi di energi terbarukan dan efisiensi energi.
Selama masih bergantung dengan bahan bakar fosil impor, Indonesia akan terus rawan terkena imbas dengan adanya situasi global yang tidak pasti.
Jadi, walaupun Indonesia tidak kena langsung dampak penutupan Selat Hormuz, efeknya tetap bisa terasa ke dompet kita, ya, Gen.
Harga BBM jadi bisa naik, subsidi bisa tertekan, dan konsumsi energi jadi makin sensitif. Yuk, tetap waspada, hemat energi, dan ikuti terus info resminya!