Grup Rap Kneecap Tanggapi Kritik Setelah Menyuarakan Palestina di Coachella: "Pernyataan Bukanlah Agresif"
JAKARTA, GENVOICE.ID - Grup rap asal Irlandia, Kneecap, memberikan respons terhadap kritik yang mereka terima terkait pernyataan mereka tentang Israel selama penampilan di festival musik Coachella pada akhir pekan lalu. Grup yang dikenal dengan penampilan politiknya ini menyatakan bahwa pernyataan mereka bukanlah bentuk agresi, melainkan sebuah seruan untuk kesadaran terhadap apa yang mereka sebut sebagai tindakan genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
Pada 18 April, selama penampilan kedua mereka di Coachella, Kneecap memimpin penonton untuk meneriakkan "bebaskan Palestina" dan menampilkan pesan-pesan tegas di layar panggung yang mengutuk tindakan Israel di Gaza. Salah satu pesan berbunyi, "Israel sedang melakukan genosida terhadap rakyat Palestina" dan "Ini didukung oleh pemerintah AS yang mendanai Israel meskipun mereka melakukan kejahatan perang."
Selain itu, dalam bagian lain dari penampilan tersebut, Mo Chara, salah satu anggota Kneecap, mengkritik keras pemboman Gaza oleh Israel, dengan mengatakan, "Orang Palestina tidak punya tempat lain untuk pergi. Itu rumah mereka dan mereka dibom dari langit. Jika kamu tidak menyebutnya genosida, apa yang kamu sebut itu?"
Respons terhadap penampilan mereka cukup beragam, dengan beberapa tokoh media seperti Sharon Osbourne mengkritik pernyataan mereka sebagai ujaran kebencian dan meminta pencabutan visa kerja mereka di AS. Kritikan juga datang dari komentator Fox News yang membandingkan komentar Kneecap dengan propaganda yang digunakan di Jerman Nazi.
Namun, dalam tanggapan mereka kepada BBC News Northern Ireland, Kneecap menegaskan, "Pernyataan kami bukanlah agresif, membunuh 20.000 anak-anak itu baru agresif." Pernyataan ini merujuk pada fakta bahwa banyak warga sipil, termasuk anak-anak, yang menjadi korban dalam serangan udara Israel di Gaza. Mereka menekankan bahwa tindakan kekerasan yang terjadi di Gaza jauh lebih serius dan layak mendapat perhatian dunia.
Manajer Kneecap, Daniel Lambert, juga mengungkapkan bahwa band ini telah menerima ancaman pembunuhan setelah penampilan mereka, meskipun mereka tetap berpegang pada prinsip menyuarakan kebenaran. Band ini terus menunjukkan dukungan yang diterima dari para penggemar melalui media sosial, meskipun menghadapi ancaman yang semakin berat.
Kneecap, yang terdiri dari Móglaí Bap dan Mo Chara dari Belfast serta DJ Próvaí dari Derry, telah mendapatkan pengikut besar di AS, dengan tur mereka di Kanada dan AS bulan Oktober mendatang telah terjual habis. Meskipun mendapat kritik, mereka tetap teguh pada sikap mereka dalam mendukung Palestina.
Pada pernyataan terpisah, Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa mereka mempertimbangkan beberapa faktor sebelum mencabut visa kerja, termasuk ancaman terhadap keselamatan publik atau situasi lain yang mengarah pada pencabutan tersebut.
Kritik yang diterima Kneecap menunjukkan betapa sensitifnya isu politik ini, terutama ketika menyangkut Palestina dan Israel. Namun, bagi band ini, menyuarakan kebenaran tentang apa yang mereka lihat sebagai ketidakadilan adalah bagian dari tanggung jawab sosial mereka sebagai musisi.