Snow White Live Action: Nostalgia, Perubahan Besar, dan Kontroversi

Genvoice.id | 23 Mar 2025

JAKARTA, GENVOICE.ID - Remake Snow White and the Seven Dwarfs dari Disney menjadi langkah besar dalam menghidupkan kembali klasik tahun 1937. Namun, seperti remake Disney lainnya, film ini terjebak dalam dilema antara menghormati warisan nostalgia dan melakukan pembaruan agar tetap relevan dengan penonton modern.

Dilansisr dari The Hollywood Reporter, salah satu perubahan besar dalam film ini adalah karakter Dopey, yang kini bisa berbicara. Dalam versi animasi, Dopey dikenal sebagai satu-satunya kurcaci yang diam, tetapi kali ini, ia justru menjadi narator di awal film. Ternyata, Dopey akhirnya menemukan keberanian untuk berbicara berkat kebaikan hati Snow White, sebuah momen yang mengejutkan para kurcaci lainnya.

Tak hanya itu, karakter pangeran dalam film ini juga mengalami perombakan signifikan. Jonathan, yang sebelumnya diperkirakan adalah pangeran, ternyata bukan bangsawan sama sekali. Ia justru menjadi pemimpin kelompok perampok/performer teater yang berjuang atas nama ayah Snow White. Perubahan ini memperdalam cerita Snow White, memberinya lebih banyak dimensi dan menjauhkannya dari sekadar kisah putri yang menunggu diselamatkan.

Musik baru, tantangan baru
Disney juga menyertakan sejumlah lagu baru dalam film ini. Bahkan, lagu-lagu klasik dari versi animasi mengalami modifikasi lirik oleh Benj Pasek dan Justin Paul. Meski begitu, lagu-lagu baru ini dianggap kurang mampu menangkap keajaiban dan pesona yang dimiliki lagu-lagu orisinalnya.

Dilema perubahan dalam remake Disney
Seperti yang terjadi pada remake Lady and the Tramp dan Dumbo, Disney mencoba memperbaiki elemen kontroversial dari film aslinya. Dalam Snow White versi terbaru ini, kata "dwarf" tidak lagi digunakan, dan Snow White pun tidak menyebut mereka sebagai "little men" seperti di film animasi. Namun, visualisasi para kurcaci dalam bentuk CGI "fotorealistik" justru menuai kritik sebagai salah satu aspek paling mengganggu dalam film ini.

Pada akhirnya, Snow White versi live action mencerminkan dilema besar yang selalu dihadapi Disney dalam melakukan remake: ingin tetap setia pada kenangan masa kecil penonton, tetapi juga ingin mengubah beberapa aspek agar lebih sesuai dengan nilai-nilai modern. Sayangnya, keinginan untuk "memuaskan semua pihak" justru membuat film ini berisiko kehilangan daya tariknya, terjebak dalam kebingungan kreatif yang sudah sering terjadi dalam remake Disney belakangan ini.