Waspada Love Bombing: Cinta Gila-Gilaan yang Bikin Kamu Terkunci Hubungan Toxic!
JAKARTA, GENVOICE.ID - Pernah gak sih kamu ketemu seseorang yang langsung intens banget dari awal? Baru beberapa hari kenal, tapi kamu udah dibanjiri pujian, hadiah mahal, dan ucapan manis seperti "kamu cinta sejatiku." Rasanya kayak drama Korea yang kamu tonton pas malam Mingguan. Tapi Gen, gak semua perhatian berlebihan itu tanda cinta sejati.
Fenomena ini punya nama, dan kamu wajib tahu: love bombing. Di awal hubungan, semua terlihat indah. Tapi tanpa sadar, kamu bisa aja sedang dijerat dalam hubungan manipulatif yang pelan-pelan bakal menguras emosimu habis-habisan.
Love bombing adalah bentuk manipulasi emosional yang dilakukan dengan cara memberikan perhatian, cinta, dan pujian yang berlebihan dalam waktu singkat. Tapi bukan karena tulus, Gen. Tujuan utamanya? Biar kamu cepat merasa nyaman dan terikat secara emosional, lalu... dikendalikan.
Menurut terapis hubungan Sasha Jackson, love bombing dilakukan bukan karena cinta, tapi buat menciptakan ketergantungan emosional. Sementara Marisa T. Cohen, PhD, bilang: "Biasanya datang dengan cepat, intens, dan gak masuk akal dengan situasi hubungan yang masih sangat awal."
Karena memang dibungkus seolah penuh cinta. Pujian tanpa henti, perhatian nonstop, dan hadiah di luar nalar bisa memicu hormon bahagia seperti dopamin dan oksitosin. Kamu jadi merasa super spesial, dicintai, bahkan percaya bahwa kamu layak diperlakukan sebaik itu.
Tapi justru di situlah letak bahayanya. Karena setelah kamu terikat, semua bisa berubah drastis.
Berikut beberapa red flag love bombing yang harus kamu kenali:
-
Hadiah Mewah Terlalu Cepat: Baru tiga hari kenal, tapi kamu udah dikirimin parfum branded dan barang mahal lainnya.
-
Sering Bilang "Sayang" di Awal: Kamu baru ngobrol seminggu, tapi dia udah bilang "aku cinta kamu" kayak udah kenal seumur hidup.
-
Nempel Terus & Gak Kasih Ruang: Dikit-dikit video call, nonstop chat, sampe gak ada ruang buat kamu sendiri.
-
Paksaan untuk Komit Secepat Kilat: Baru kenal langsung minta jadi pacar. Kamu bahkan belum tahu nama belakangnya siapa.
-
Main Guilt Trip: Bikin kamu ngerasa bersalah kalau gak bisa balas chat atau sibuk sama urusan sendiri.
-
Ngatur Atas Nama Cinta: Mulai dari gaya berpakaian sampai siapa yang boleh kamu temui, semua diatur.
Karena pelan tapi pasti, kamu kehilangan kendali atas hidupmu sendiri. Kamu merasa "berutang" karena semua effort dia di awal. Kamu jadi bingung membedakan antara cinta dan kontrol. Ini bukan cuma soal cinta berlebihan, tapi soal permainan kekuasaan.
Love bombing juga bisa jadi pintu masuk kekerasan emosional. Setelah kamu terjebak, pelaku bisa mulai mengkritik, merendahkan, bahkan melakukan gaslighting. Dan yang lebih parah, mereka bisa pergi begitu saja lalu balik lagi kapanpun mereka mau. Siklusnya terus berulang.
Kalau kamu merasa sedang berada dalam hubungan yang penuh love bombing, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah: cari bantuan dari luar. Ceritakan ke orang-orang yang kamu percaya - sahabat, keluarga, atau bahkan terapis.
Kamu butuh sudut pandang objektif untuk bisa melihat pola manipulasi ini. Dan satu hal penting yang harus Gen ingat: jangan salahkan dirimu sendiri. Kamu gak salah karena percaya atau mencintai. Yang salah adalah orang yang memanfaatkan cinta itu untuk mengendalikan kamu.
Cinta sejati gak bikin kamu tercekik. Kalau perhatian terasa terlalu besar, terlalu cepat, dan bikin kamu gak punya ruang untuk jadi diri sendiri, itu bukan romantis - itu love bombing.
Berani untuk bilang cukup dan keluar dari hubungan yang gak sehat adalah bentuk cinta paling besar yang bisa kamu kasih... untuk dirimu sendiri.
Jadi, next time ada yang kasih perhatian lebay banget di awal, jangan langsung baper, Gen. Waspada dulu, kenali dulu. Karena cinta yang sehat itu dibangun, bukan dilempar kayak granat.